ABC

PM Australia Sampaikan Permintaan Maaf Nasional Pada Penyintas Pelecehan Seksual Anak

Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison menyampaikan permintaan maaf resmi atas nama bangsa Australia karena telah gagal dan mengabaikan ribuan orang penyintas kasus pelecehan seksual anak yang dilakukan di lingkungan lembaga keagamaan.

Dalam pidatonya di Parlemen Federal, PM Scott Morrison mengatakan tidak ada janji yang bisa dibuat dan tidak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu.

Namun dia mengatakan bahwa Australia sekarang menghadapi “trauma” dan “kekejian” yang telah bersembunyi di depan mata terlalu lama.

“Hari ini, sebagai sebuah bangsa, kita menghadapi kegagalan kita untuk mendengarkan, percaya, dan memberikan keadilan,” katanya ketika ratusan orang menyaksikan permintaan maaf itu dari galeri umum Parlemen dan Balai Agung.

“Untuk anak-anak yang kami gagal [melindunginya], Kami meminta maaf. Kepada orang tua yang kepercayaannya telah dikhianati dan yang telah kesulitan untuk menghadapi dan berdamai dengan keadaan, kami meminta maaf.

“Untuk para pembisik yang telah kami tidak kami dengarkan, kami minta maaf.

“Kepada pasangan suami isteri, partner, istri, suami, anak-anak, yang telah berurusan dengan konsekuensi dari pelecehan ini, tindakan menutup-nutupi dan menghalangi, kami meminta maaf.

"Untuk generasi dulu dan sekarang, kami meminta maaf."

Scott Morrison mengakui “suara yang telah dibungkam” dan “tuntutan dari jiwa yang tersiksa yang sebelumnya tidak pernah didengarkan ” yang bingung oleh “ketidakpedulian atas skala perampasan yang  tak terbayangkan atas ketidakbersalahan mereka “.

“Saya hanya dapat mengatakan, saya percaya Anda, kami percaya Anda, negara Anda mempercayai Anda,” katanya.

Scott Morrison dan Pemimpin Oposisi Bill Shorten keduanya sepakat untuk membatalkan sesi tanya jawab hari ini di parlemen untuk menghormati mereka yang terkena dampak dari pelecehan seksual oleh lembaga keagamaan ini.

Bill Shorten soroti kesaksian dari komisi kerajaan

Sementara itu pemerintah oposisi yang diwakili oleh Bill Shorten membuka permintaan maafnya dengan mengutip kesaksian dari komisi kerajaan.

“Kami diperlakukan sebagai budak, dipukuli dan dilecehkan, digunakan untuk memenuhi keinginan mesum mereka, tidak ada cinta atau kebaikan, tidak ada keamanan atau kehangatan, selalu lapar dan selalu takut,” katanya.

Bill Shorten mengakui Australia telah “sangat terlambat” untuk meminta maaf dan bahwa ada kesalahan “yang tidak dapat diperbaiki dengan benar”.

“Tetapi ketahuilah bahwa hari ini Australia mengatakan maaf. Australia mengatakan kami percaya Anda,” katanya.

“Dan di tahun-tahun mendatang, orang akan belajar tentang kehidupan anda. Mereka akan terkejut mengetahu penderitaan anda. Mereka akan  terkejut oleh kekejaman yang anda alami.”

Julia Gillard dan Scott Morrison
Mantan PM Australia Julia Gillard menghadiri acara penyempaian maaf nasional di gedung parlemen federal.

ABC News: Marco Catalano

Mantan perdana menteri Julia Gillard, yang mendirikan komisi kerajaan pada tahun 2013, berada di ruang sidang parlemen menyaksikan permintaan maaf tersebut.

Setelah acara permintaan maaf resmi berlangsung, Julia Gillard menerima sambutan dan tepuk tangan meriah di Aula Besar.

Ada adegan-adegan emosional ketika kedua pemimpin saling berbicara dan sesekali meneriakan semangat dari kerumunan.

Di antara para korban pelecehan seksual anak-anak yang menyaksikan permintaan maaf itu adalah Katie yang berusia 96 tahun, yang disiksa di panti asuhan Sisters of Saint Joseph di Gore Hill, di pantai utara Sydney.

Sebagai salah satu korban kekerasan seksual anak tertua di Australia, dia mengatakan permintaan maaf itu tampak “sangat tulus”.

“Itu indah, sangat indah,” kata Katie.

“Saya sangat senang saya datang, dan saya merasa bahwa itu menjawab banyak pertanyaan untuk saya.

“Saya bisa mengikhlaskan banyak hal di masa lalu saya sekarang yang  sekarang sebelumnya sulit untuk bisa saya lakukan, permintaan maaf ini sangat membantu saya.”

Katie
Katie, 96 tahun, penyintas kasus pelecehan seksual anak tertua di Australia yang mengalami pelecehan seksual saat tinggal di asrama anak yatim Sisters of Saint Joseph di Gore Hill, pesisir utara Sydney.

ABC News

Penyintas lainnya yang hadir yaitu Manny Waks, yang dilecehkan secara seksual oleh seorang penjaga keamanan di Center Yeshivah di Melbourne pada 1990-an.

Manny Waks, yang terbang dari Israel secara khusus untuk acara ini, mengatakan permintaan maaf itu seharusnya tidak menjadi akhir dari masalah ini.

“Permintaan maaf itu penting, [Namun], yang jauh lebih penting adalah implementasinya.” katanya.

“Pemerintah dan lembaga tidak bisa sesaat saja berpikir mereka telah dibebaskan dari kewajiban mereka.”

Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan

Di luar gedung Parlemen, sejumlah korban dan penyintas mengikat pita di sekitar pohon peringatan dan bergabung dengan Scott Morrison, yang mengatakan rasa sakit yang dia rasakan di ruangan itu “membuat jiwanya sedih”.

“Saya hanya berharap apa yang kami lakukan di sini hari ini bisa memberikan beberapa bantuan, tetapi ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” katanya.

Permintaan maaf nasional ini adalah bagian dari rekomendasi komisi kerajaan, yang melakukan hampir 60 audiensi publik dan mewawancarai lebih dari 8.000 korban selama lima tahun.

Dalam laporan akhirnya, komisi kerajaan memperkirakan jumlah korban anak-anak akibat pelecehan seksual yang terjadi dilingkungan lembaga keagamaan mencapai puluhan ribu orang, yang mengatakan pelaku pelecehan “bukan hanya beberapa individu bejat saja”.

“Kami tidak akan pernah tahu angka yang sebenarnya,” bunyinya.

“Berapa pun jumlahnya, itu adalah tragedi nasional, yang dilakukan dari generasi ke generasi di banyak lembaga kami yang paling percayai.”

Scott Morrison mengumumkan bahwa Pemerintah juga akan mendirikan museum, untuk mengumpulkan kisah-kisah korban, dan mendanai pusat penelitian untuk meningkatkan kesadaran tentang pelecehan seksual pada anak.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.