ABC

PM Abbott Tolak Minta Maaf Atas Kasus Bayi Pencari Suaka

Perdana Menteri Tony Abbott menyatakan dirinya sangat menyesali kasus pencari suaka yang dibatasi bertemu dengan bayinya yang sakit, tapi Abbott menyatakan tidak akan meminta maaf atas apa yang terjadi ketika orang  berusaha masuk ke Australia secara ilegal.

Seorang pencari suaka asal Rohingya, Myanmar, bernama Latifa, melahirkan di rumah sakit Mater Hospital di Brisbane pekan lalu. Setelah melahirkan, Latifa dikembalikan ke pusat detensi Brisbane, sementara bayinya tetap berada di unit perawatan intensif.

Selama beberapa hari, Latifa hanya dibolehkan oleh Departemen Imigrasi bertemu bayinya antara jam 10 pagi hingga jam 4 sore.

Abbott mengatakan dirinya telah membaca laporan mengenai kasus Latifa dan dirinya mengaku sangat menyesali kalau wanita itu harus terpisah dari bayinya.

"Tapi kami harus menanya diri kami sendiri,  mengapa hal seperti ini bisa terjadi?  Abbott mengungkapkan ini disela pertemuan pemimpin negara-negara persemakmuran di Sri Lanka.

"Mereka terjadi karena orang-orang datang ke Australia secara illegal dengan kapal dan jika ingin menghindari hal seperti ini, kita harus menghentikan kedatangan kapal pencari suaka.

"Saya tidak akan meminta maaf atas apa yang terjadi ketika orang datang ke Australia secara illegal dengan perahu, karena saya bertekad sebagaimana tekad pemerintahan baru, Kita harus menghentikan perahu yang berbahaya ini , bisnis mengerikan ini,”

Bayi Latifa telah dikeluarkan dari rumah sakit kamis (14/11/2013).

Jurubicara Morrison mengatakan, para dokter di rumah sakit tempat Latifa melahirkan mengatakan sudah biasa para ibu tidak menghabiskan malam di rumah sakit, dikarenakan pembatasan tempat tidur.

Namun, dalam pernyataan Mater Hospital kepada ABC dikatakan bahwa seorang ibu seharusnya dibolehkan mengunjungi anaknya kapan saja ia mau.

Mater Hospital mengatakan bahwa mereka mendukung para ibu untuk terlibat dalam perawatan bayinya kapanpun memungkinkan, untuk membangun ikatan ibu-anak, dan rumah sakit tersebut tidak menerapkan pembatasan jam kunjungan.

Dalam brifing mingguan Jum’at (15/11/2013),  Morrison mengakui dirinya telah memerintahkan kementriannya untuk menyelidiki kasus ini.

"Saya telah meminta departemen saya untuk meneliti kembali pengaturan insiden seperti ini untuk memastikan seorang ibu bisa mendapat akses yang luas kepada anak-anak mereka dan mereka akan mengajukan permintaan perlakuan standar yang biasa disediakan untuk setiap warga Australia di rumah sakit itu, "katanya.

Mantan Pemimpin Partai Liberal, John Hewson, menuduh Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison, yang juga berasal dari Partai Liberal, arogan dan tidak manusiawi karena membatasi kontak seorang pencari suaka dengan bayinya yang sakit.

“Ini ketidakmanusiaan ekstrim menurut saya. Maksud saya, dalam keadaan seperti ini seorang ibu biasanya diberikan akses 24 jam untuk bayinya yang berada dalam perawatan intensif,” komentar John Hewson seperti dikutip stasiun TV lokal.

Rilis terkait Operasi Penjagaan Perbatasan dipisah

Sementara itu, pemerintah federal mengubah cara melibatkan kepala operasi militer perlindungan perbatasan dalam konferensi media mingguannya, dengan mengatakan ia ingin melindungi integritas dari Angkatan Pertahanan Australia.

Morrison mengatakan Komandan Operasi Kedaulatan Perbatasan, Jenderal Angus Campbell tidak akan lagi hadir untuk seluruh pengarahan mingguan.

Mulai sekarang, Morrison mengatakan, Jenderal Campbell akan memberikan laporan mingguan mengenai jumlah kedatangan perahu dan hanya melayani beberapa pertanyaan saja.

Langkah itu diambil di tengah kritik kontrol ketat pemerintah atas informasi tentang operasi penanganan pencari suaka.

Pada konferensi minggu lalu, Jenderal Campbell berulang kali menolak untuk memberikan rincian tentang pertanyaan yang disebutnya terkait dengan "hal-hal teknis di perairan".

Minggu ini, ia mengatakan ada tiga kapal pencari suaka yang tiba dalam laporan periodiknya, membawa total 163 pencari suaka dan delapan awak.