ABC

PM Abbott Dituduh Alihkan Isu Anggaran Dengan Terorisme

Pemerintahan di bawah PM Tony Abbott telah dituduh 'menakut-nakuti' warga Australia dengan masalah teroris, agar mereka mengalihkan perhatian dari masalah anggaran pemerintah.

Dalam beberapa pekan terakhir, pemerintahan koalisi telah menguraikan beberapa langkah baru untuk menindak ancaman ekstremis.

Termasuk dalam perubahan ini adalah menargetkan warga Australia yang melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bergabung dengan organisasi teroris.

Senator dari Partai Buruh, Sue Lines mengatakan pemerintah sepertinya hanya berbicara soal terorisme, bukan masalah anggaran pemerintah yang banyak dipotong.

"Ini [Pemerintah] hanya melebih-lebihkan, menciptakan istilah Tim Australia, apakah ingin berada dalam tim atau keluar tim," ujar Lines. "Juga, mencari kesempatan di media dan lainnya untuk mencoba menakut-nakuti masyarakat Australia dan mengalihkan perhatian warga dari anggaran."

Menteri Imigrasi Australia, Scott Morrison mengatakan ia sangat kecewa dengan komentar Senator Lines.

"Jika ia tidak percaya Irak dan Suriah merupakan ancaman asli dan nyata untuk Australia maka dia adalah muppet," ujarnya.

Di Australia sebutan muppet ditujukan bagi orang yang bodoh atau tidak tahu apa-apa.

Sementara itu, pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Bill Shorten mengatakan keamanan nasional harus diprioritaskan di atas politik. 

Ia mengatakan Partai Buruh akan bekerja dengan pemerintah untuk mengatasi ancaman terorisme.

"Orang-orang memberikan komentar. Saya sudah bicara dengan Senator Lines. Posisi kami, posisi Partai Buruh, adalah bahwa kita akan bekerja demi kepentingan terbaik bangsa ini dan stabilitas keamanan. Kami akan terus melakukannya," tegas Shorten.

Pemerintah Australia sebelumnya mengatakan sekitar 160 warga Australia ikut terlibat membantu kelompok-kelompok teroris di Timur Tengah.

Di Parlemen, hari Rabu (27/08/2014), PM Abbott mengungkapkan bahwa unit-unit kontra-terorisme telah menangkap "orang yang berkepentingan", melalui operasi akhir minggu lalu di bandara internasional di Sydney dan Melbourne.