Pita Kaset Kembali Populer di Australia
Kebanyakan orang mungkin berpikir, rekaman dalam bentuk pita kaset sudah mati, terdegradasi ke tong sampah sejarah.
Namun seniman-seniman independen dan muda di seluruh Australia, ternyata justru berusaha memutar balik keadaan ini dan menghidupkan rekaman dalam pita kaset kembali. Mereka merilis lagu-lagu baru mereka dalam bentuk kaset maupun digital.
Bagi musisi Perth Stella Donnelly, yang baru saja dinobatkan sebagai Artis Pendatang Baru Terbaik Tahun Ini dari Stasiun Radio Triple j menilai pita kaset adalah pilihan yang lebih terjangkau daripada piringan hitam jika berkaitan dengan merilis album debutnya yang diberi judul Thrush Metal.
“Piringan hitam sangat mahal, jadi untuk seorang artis pendatang baru yang memerlukan dana besar dan kecuali anada memiliki label besar yang mendukung album rekaman anda, merekam dalam piringan hitam itu tidak mungkin dilakukan.
“Jadi saya pikir itu sebabnya banyak orang mengandalkan rekaman pita kaset, bagi saya pita kaset adalah benda yang dikoleksi orang. Itu didorong oleh perasaan memiliki sesuatu dalam bentuk nyata.
“Orang-orang tidak lagi mendengarkan CD sebanyak dulu juga.”
Kaset-kasetnya, yang juga memasukan didalamnya sebuah versi digital yang gratis diunduh, diproduksi oleh Melbourne Healthy Tapes, salah satu dari beberapa label yang memfokuskan pada rekaman dalam bentuk pita kaset di seluruh Australia.
Membuat rekaman dalam pita kaset adalah sebuah karya yang didorong oleh rasa cinta bagi pemilik label Healthy Tapes, Lee Hannah. Dioperasikan dari studio di rumahnya, ia harus merekam masing-masing pita kaset direkam secara real time.
Kaset-kaset Stella Donnelly habis terjual sehingga dia berencana untuk membuat lagi pita kaset itu.
“Kami bermaksud membuat 30 pita kaset saja sebagai langkah awal dan ternyata semua kaset itu ludes terjual dalam beberapa hari, jadi kami melanjutkan membuat lima kali dan total 250 rekaman,” katanya.
‘Orang menyukai benda’
Jadi apa yang mendorong fenomena kembalinya pita kaset?
“Menurut saya pita kaset itu adalah objek dan orang menyukai obyek,” kata penulis dan jurnalis musik, Stuart Coupe.
“Dan saya pikir itu adalah sebagian besar mengapa piringan hitam menjadi sangat populer lagi.
“Ada sesuatu yang romantis tentang kaset yang akan Anda berikan pada seseorang dan berkata ‘Inilah favorit saya, inilah lagu-lagunya.”
Saya yakin banyak roman-roman yang diawali oleh anak laki-laki-memberi pita kaset pada gadis, dan gadis-memberikan pita kaset pada anak laki-laki, anak laki-laki memberi pita kaset pada anak laki-laki, anak perempuan memberi kaset yang berisi deretan lagu-lagu favoritnya.”
Tapi dia tidak bisa melihat ini adalah kebangkitan abadi kaset meskipun rekaman dalam bentuk ini memiliki kekhasan yang menawan.
"Jika kebangkitan kaset ini terus meningkat, ini akan menjadi keuntungan bagi orang-orang yang memproduksi pensil, karena pensil adalah satu-satunya barang yang harus ada di dekat anda jika anda menggunakan kaset karena mana tahu kaset itu mulai kusut dan lepas dari gulungannya," katanya.
“Ini lucu, ini nostalgia, ini retro, pastinya ada sesuatu yang menawan tentang pita kaset itu, tapi hal lain yang saya pikirkan adalah ‘Siapa yang masih memiliki alat pemutar kaset akhir-akhir ini?'”
Seorang kolektor kaset di Perth, Joseph Walsh melakukannya. Dia membeli sebuah pemutar kaset stereo dek ganda di Gumtree dan telah mengumpulkan sekitar 300 kaset sejak 2011.
Koleksi tersebut mencakup satu rekaman “super langka” dari tahun 1980an yang ia beli seharga $ 100 (band Runway oleh New Zealand The Dead C, jika Anda bertanya-tanya), namun lebih dari separuh kasetnya adalah lagu-lagu yang baru dirilis yang diproduksi oleh sebuah label asal AS, Stunned Records .
“Saya menyukai aspek utilitarian dari pita kaset – murah dan mudah diproduksi dan banyak orang meniru mereka sendiri.
“Selain itu, saya menikmati sifat yang terbatas. Jika Anda terlalu sering mendengarkan suatu pita kaset, maka pita itu bisa terlipat atau bahkan putus. Ini sebuah kontras yang bagus dengan dunia sekarang dimana semuanya ada di internet dan disimpan selamanya.
“Mereka memiliki masa hidup.”
‘Seperti sedikit harta karun’
Rhubarb Records di Perth, rekaman baru mereka yang dirilis diatas medium pita kaset oleh bebeberapa band lokal dipamerkan bersamaan dengan koleksi piringan hitam yang ekstensif. Hanya ada satu kotak CD kecil saja.
Toko Dylan Sainsbury ini bahkan berhasil menemukan alat pemutar kaset baru untuk dijual.
“Ada perusahaan yang masih membuat pemutar pita kaset,” katanya.
“Apalagi Anda bisa mendapatkan unit lama yang telah diperbaharui. Beberapa Walkman Sony lama menjadi barang yang paling dicari, menghasilkan ratusan dolar di eBay.”
Permintaan kaset, katanya, terutama berasal dari generasi muda.
“Ada beberapa orang yang lebih tua tapi kebanyakan dari mereka berkata, ‘kaset-kaset itu sudah hancur di dasbor mobil saya, mengapa orang masih menginginkan kaset?’ Tapi bagi generasi muda itu ada sesuatu yang berbeda. Rekaman pita kaset memiliki nilainya sendiri.
“Sebagian besar kaset dirilis dalam jumlah yang sangat kecil. Jika Anda berhasil memilikinya, itu jadi semacam memiliki harta karun.”
‘Tren sesaat’
Data angka penjualan terbaru yang tersedia menunjukkan piringan hitam terus berlanjut, meningkat 70 persen pada 2016.
Penjualan CD turun sebesar 21 persen. Penjualan digital tumbuh dua pertiga dari pasar. Tapi tidak ada lagi kaset dalam statistik ARIA.
“Dalam hati saya terus berpikir peningkatan minat terhadap pita kaset itu pasti merupakan tren yang sangat kecil, tren yang sangat, sangat, sangat singkat,” kata Coupe.
Hannah dari Healthy Tapes tidak setuju. Dia baru saja merilis album seorang artis asal Sydney, Rainbow Chan dalam bentuk pita kaset dan akan merilis band asal Perth / Melbourne, Dianas pada bulan Desember.
“Saya pikir ada banyak kemungkinan mereka [kaset] akan tetap bertahan,” katanya.
“Saya telah melakukan ini selama sekitar empat tahun, saya tidak bergeming sejak saat itu dan menjadi semakin kuat sejak itu, jadi saya tidak dapat benar-benar melihatnya melambat dalam waktu dekat.
“Mungkin sekitar setengah orang yang membeli kaset tidak benar-benar memiliki pemutar kaset. Orang-orang membelinya untuk mendukung para seniman.”