ABC

Pilot PNG Dipecat Karena Mogok Menentang PM O’Neill

Maskapai penerbangan nasional Papua Nugini telah memecat delapan pilot karena berhenti bekerja sebagai bagian dari protes politik menentang PM Peter O’Neill.

Air Niugini mengatakan delapan pilot tersebut menyatakan diri sakit antara tanggal 13 sampai 20 Juli 2016, di saat puncak ketegangan politik di sana, beberapa saat sebelum pemungutan suara mosi tidak percaya terhadap PM O’Neill.

Para pilot itu menyatakan tidak bisa bekerja setelah sebuah kelompok yang menamakan diri ‘kelompok profesional yang prihatin’ mengancam akan berhenti bekerja bila PM O’Neill tidak mengundurkan diri dan mengijinkan polisi melakukan tugas untuk melakukan tindak penahanan atas tuduhan korupsi yang sudah dikeluarkan sebelumnya.

Tidak bekerjanya para pilot tersebut mengganggu perjalanan ribuan penumpang, dan menyebabkan dihentikannya belasan penerbangan.

Direktur Eksekutif Air Niugini Simon Foo mengatakan tindakan para pilot tersebut merusak reputasi perusahaan.

“Para pelanggan maskapai sangat terganggu selama masa ini.” katanya.

“Air Niugini mengalami penundaan dan pembatalan berbagai penerbangsan.”

“Karenanya, citra Air Niugini sangat tercemar, kami kehilangan pelanggan yang lari ke maskapai lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri dan kami mengalami kerugian keuangan besar.”

Foo mengatakan para pilot tersebut sudah diperintahkan untuk menghubungi dokter perusahaan untuk mengecek apakah mereka benar-benar sakit, sebelum perusahaan mengambil tindakan terhadap mereka.

“Sebagai hasil dari ini, manajemen telah mengkaji dan menerapkan tindakan disiplin terhadap para karyawan.” katanya lagi.

“Ini meliputi berbagai tindakan mulai dari pemberhentian, skorsing sementara dan pengangkatan kembali, sesuai dengan peraturan yang ada.”

Diterjemahkan pukul 13:53 AEST 21/9/2016 oleh Sastra Wijaya.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini