ABC

Pilot Australia Ini Napak Tilasi Tragedi Penerbang Jerman Dengan Rakit

Seorang pilot Australia akan menantang buaya, cuaca panas dan beberapa daerah yang paling sulit di Australia untuk melakukan napak tilas perjalanan berat dari dua penerbang Jerman yang jatuh di Kimberley, Australia Barat, 80 tahun lalu.

Mike Atkinson merencanakan perjalanan selama enam minggu dari Wyndham, Australia Barat, dengan menggunakan rakit buatan tangan yang mirip dengan yang digunakan penerbangan Jerman tersebut sebelumnya mulai dari drum bekas bahan bakar dan batang pohon.

“Ada buaya dan hiu dan saya akan berada di atas rakit terbuka. Ini adalah risiko yang mau saya ambil, dan saya telah melakukan banyak hal dengan kapal kecil di perairan utara,” ujar Mike.

Pada bulan Mei 1932, penerbang Jerman, Hans Bertram dan Adolf Klausmann, sedang dalam penerbangan keliling dunia dengan pesawat amfibi Atlantis ketika mereka kehabisan bahan bakar setelah badai dan mendarat di dekat Cape Bernier, Tasmania.

Dengan tidak adanya cara untuk membunyikan alarm, dan menghadapi prospek kematian yang menakutkan saat mencoba melarikan diri, Bertram dan insinyurnya -Klausmann -memotong pelampung dari pesawat amfibi Atlantis mereka.

Mereka mengubah pelampung itu menjadi sebuah rakit dengan layar yang terbuat dari selimut.

Meski demikian, usaha mereka untuk selamat, gagal, dan mereka terpaksa menghadapi kondisi keras untuk bertahan hidup dengan makanan dan air yang sedikit.

Klausmann dan Bertram (kiri) ditemukan oleh penyelamat Aborijin setelah 39 hari di alam liar.
Klausmann dan Bertram (kiri) ditemukan oleh penyelamat Aborijin setelah 39 hari di alam liar.

Wikimedia Commons: National Library of Australia

Warga Aborijin menemukan pasangan ini hampir meninggal dan berlindung di dalam gua, 39 hari setelah kecelakaan pesawat itu terjadi.

“Mereka hampir mati,” kata Mike Atkinson, seorang mantan pilot militer dan instruktur bertahan hidup.

"Saya tak akan menapaktilasi dengan tepat apa yang mereka alami, tapi saya ingin tahu jika saya menggunakan bahan yang sama dengan mereka, bisakah saya bertahan dengan keterampilan yang saya miliki?," ujar Mike.

Ia mengumpulkan perlengkapan ‘bersejarah’ dari tahun 1930an dalam ekspedisi tersebut, termasuk pendorong sekrup antik, tali hessian dan jam saku -semuanya dibawa dengan tas kanvas.

Ia tak akan membawa botol air plastik.

Satu-satunya item modern yang ia bawa adalah peralatan kamera berteknologi tinggi yang akan digunakan untuk merekam perjalanannya.

Jalani ekspedisi ekstrim

Mike Atkinson mengatakan bahwa ia akan mengandalkan pengetahuannya yang luas tentang bahan makanan asli Australia utara untuk mengetahui apa yang harus dimakan.

“Saya selalu suka bahan makanan asli Australia sejak saya masih kecil dan saya pernah mengikuti ekspedisi ekstrim. Saya akan menggabungkan semua keterampilan ini,” sebutnya.

Mike Atkinson mengelas drum dan mengikatnya ke kayu untuk membuat rakit.
Mike Atkinson mengelas drum dan mengikatnya ke kayu untuk membuat rakit.

ABC News: Erin Parke

Ia berujar, “Saya mungkin akan mengalami situasi yang sama jika saya terpaksa berhenti atau motor saya kehabisan bahan bakar. Makanya saya dilatih sebagai penyintas, ini adalah pekerjaan saya sehari-hari.”

Untuk mereplikasi rakit dari pelampung pesawat amfibi itu, Mike Atkinson menghabiskan waktu satu minggu di Wyndham untuk mengelas 12 drum bahan bakar berbahan logam.

Drum berisi 44 galon itu kemudian dilipat bersama dengan kayu untuk dijadikan sebagai dasar.

Mike berencana untuk mengayuh rakit sejauh 200 kilometer ke utara Wyndham, di dekat lokasi kedua penerbang tersebut mendarat, sebelum berlayar sejauh 100 km.

Ia kemudian akan berjalan sejauh 50 km ke daratan sebelum sampai ke tempat pendaratan duo Jerman itu.

"Ketika saya sampai di tempat mereka mendarat, saya hanya akan makan makanan hutan selama tiga atau empat minggu, mencari air sendiri," kata Mike.

Perjalanannya memakan waktu perencanan selama berbulan-bulan, termasuk bertemu dengan pemilik tanah adat untuk mendapat izin mengakses lahan mereka.

“Mereka adalah kerabat langsung dari orang-orang yang membantu menyelamatkan kedua penerbang pada tahun 1932,” kata Mike.

Kisah Bertram dan Klausmann diceritakan dalam sebuah buku sebelum dibuat menjadi serial mini TV, keduanya berjudul ‘Flight into Hell’ (Terbang Ke Neraka).

Rakit yang dibuat dari pelampung pesawat amfibi itu tetap berada di Museum Australia Barat.

Diterjemahkan pukul 10:15 AEST 13/6/2017 oleh Nurina Savitri dan simak artikelnya dalam bahasa Inggris di sini.