ABC

Peternak Australia Trauma Terhadap Anjing Liar

Para pemilik peternakan di Australia menunjukkan tingkat stres dan trauma yang cukup tinggi terhadap serangan anjing liar pada ternak mereka. Dan untuk pertama kalinya, pengalaman para peternak tersebut diukur dalam sebuah penelitian yang bertujuan untuk memahami seberapa parah pengaruh serangan anjing itu pada sektor peternakan.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh lembaga penelitian agrikultur Australia ‘ABARES’ ini diharapkan dapat mempengaruhi rencana antisipasi tingkat nasional.

Ketua Tim Penelitian ‘ABARES’, Kim Ratman, mengatakan, penelitian tersebut fokus pada ongkos ekonomi, lingkungan dan sosial dari peningkatan jumlah anjing liar.

Ia menjelaskan, penelitian yang dijalankan tim-nya itu mampu menggambarkan dampak yang lebih luas dari serangan anjing liar terhadap komunitas dan para peternak.

“Pertama-tama, penelitian ini menunjukkan adanya bukti bahwa ada keuntungan ekonomi yang bisa didapat dari penerapan manajemen anjing liar. Selain itu, penelitian ini juga dapat membantu langkah antisipasi-nya, karena ini bukan sekedar prediksi biaya langsung dari pengaturan anjing-anjing liar tersebut, tapi juga menolong mereka yang menderita dan bagaimana lingkungan dapat terpengaruh,” ujar Dr. Kim.

Lebih lanjut ia menambahkan, para pemilik peternakan yang dirugikan akibat serangan anjing liar, dilaporkan menunjukkan gejala kecemasan dan stress, serta kekhawatiran yang terus menerus akan adanya serangan tersebut.

“Kami mewawancarai para peternak dan keluarga mereka, dan kami menggunakan alat ukur untuk menilai trauma mereka. Apa yang kami temukan adalah bahwa mereka mengalami tingkat trauma yang cukup parah dan trauma tersebut cukup mengganggu. Trauma itu melekat pada diri mereka, ada di pikiran mereka dan tersirat dari wajah mereka. Sekarang kita tentu saja sudah mengetahui bagaimana memahami karakter trauma tersebut, dan lantas mengembangkan program untuk membantu para peternak beserta anggota keluarga mereka yang harus berurusan dengan kejadian menyeramkan itu,” urai Dr. Kim.

Pusat Penelitian Hewan Buas Australia menyambut gembira penelitian ini. Mereka berharap hasil penelitian ini benar-benar mampu menjadi panduan strategi nasional guna mengantisipasi serangan anjing liar.

Pawang anjing liar, Greg Mifsud, mengatakan, penelitian itu akhirnya secara resmi membenarkan betapa susahnya upaya yang dijalani para peternak untuk mengatasi anjing liar.

“Kami telah membuat orang sadar betapa para pemilik peternakan itu rugi dan stress karena serangan anjing liar yang terus menerus mencederai ternak mereka. Informasi ini benar-benar membawa kenyataan yang dihadapi ke garis depan,” ujarnya.

Menurut Greg, Australia sebentar lagi akan punya strategi nasional untuk mengontrol anjing-anjing liar.

Col Greenfield, penggembala di timur laut Australia selatan, menambahkan, para peternak di daerahnya menyaksikan betapa jumlah anjing liar telah meningkat secara dramatis.

“Ada beberapa area yang jumlah ternak anak sapi-nya menurun tajam karena terkaman anjing liar, khususnya pada tahun lalu,” jelasnya.