ABC

Peternak Australia Kunjungi Fasilitas Industri Sapi di Indonesia

Sejumlah peternak dari Northern Territory Australia berkunjung ke Indonesia untuk melihat berbagai fasilitas terkait industri daging sapi, mulai dari rumah potong hewan, penggemukan sapi hingga laboratorium perguruan tinggi.

Kunjungan ini merupakan bagian dari program Indonesian Australia Pastoral Program (NIAPP) yang dilaksanakan oleh NT Cattlemen’s Association.

Melalui program ini setiap tahunnya sekitar 20 mahasiswa Indonesia mengikuti magang 10 minggu di wilayah Top End, bekerja di peternakan untuk mendapatkan pengalaman dalam penanganan ternak.

Kunjungan balasan pekan ini, memberi kesempatan bagi para peternak Australia yang sebelumnya jadi tuan rumah untuk bertemu dengan para mahasiswa di kampusnya, serta meninjau fasilitas industri daging.

Salah satu di antaranya bernama Jack Grieve dari peternakan Bunda Station. Dia mengunjungi penggemukan sapi PT Juang Jaya Abdi Alam milik Consolidated Pastoral Company serta rumah potong hewan yang dikelola Elders Indonesia.

Saat dihubungi ABC, Grieve yang berada di Yogyakarta mengaku sangat bangga melihat sapi asal Australia dalam kondisi yang baik.

“Ada perasaan hangat dan campur-aduk melihat sapi-sapi dengan merek milikmu berada di negara lain,” ucapnya. “Mereka tampak baik, gemuk dan sehat. Senang melihatnya.”

Grieve mengatakan ingin mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin.

“Saya kira (saya ingin) sedikit pemahaman mengenai apa yang terjadi di hilir jalur produksi ini,” katanya. “Melihat anak sapi di kandang di Ausralia hingga dimana mereka berakhir di pasar daging atau di restoran di Indonesia.”

tur sapi dua.jpg

Giliran mahasiswa Indonesia jadi tuan rumah bagi peternak Australia yang datang berkunjung. (Foto: Twitter/NTCA)

Meskipun para peternak Australia utara ini berkepentingan dengan aturan baru terkait impor sapi dari Pemerintah RI, namun peserta kunjungan ini fokus pada upaya membuka networking seluas-luasnya dengan mitranya di sana.

Salah satu mahasiswa RI yang pernah magang di peternakan Auvergne Station awal tahun ini, Sekarani Kusumawati, mengaku senang bisa menjadi tuan rumah bagi para peternak Australia tersebut, dan menunjukkan apa yang telah dilakukan dalam membantu ternak Australia ini di hilir jalur produksi.

Kepada ABC dia berharap bisa mulai bekerja di sektor industri daging setempat dalam waktu dekat.

“Program (NIAPP) sangat penting sebab kami merupakan gerenasi pelanjut … bagi Indonesia, untuk bekerja di mata rantai pasokan (industri daging),” katanya.

“Saya ingin bekerja di sektor pemerintah di bidang peternakan,” kata Sekarani. “Saya ingin menjalankan kebijakan pemerintah sehingga rumah potong hewan, dan juga pasar daging bisa berjalan dengan baik.”

Kunjungan peternak Australia melalui program NIAPP itu akan berkahir akhir pekan ini.

Diterbitkan Pukul 13:00 AEST 11 Oktober 2016 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.