Peter Dutton Bantah Klaim Sesatkan Parlemen
Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton membantah telah memberikan keterangan yang menyesatkan kepada Parlemen terkait kasus pemberian visa bagi dua orang pengasuh asing.
Menteri Peter Dutton tengah menjadi sorotan atas keputusannya menyetujui visa bagi dua wanita yang telah ditahan oleh pejabat angkatan Perbatasan yang myakini mereka akan melanggar kondisi visa turis mereka untuk bekerja di Australia.
Anggota perlemen dari Partai Hijau, Adam Bandt mengungkapkan mosi tidak percaya terhadap Peter Dutton dengan mengatakan Menteri Dutton telah menyesatkan parlemen atas masalah ini.
Adam Bandt bertanya kepada Dutton pada awal tahun ini apakah dia telah mampu mengesampingkan hubungan apa pun antara dirinya dan orang-orang yang dia bantu dengan membiarkan pengasuh asing itu tinggal di Australia.
Peter Dutton dalam keterangannya kepada parlemen membantah kalau ia memiliki koneksi pribadi.
Dia mengatakan pada bulan Maret bahwa dia dapat “secara kategoris mengesampingkan hubungan pribadi atau hubungan lainnya” dengan para majikan dari kedua pengasuh asing tersebut.
Tetapi kemudian muncul keterangan bahwa salah satu dari majikan dari pengasuh asing itu, yakni Russell Keag, pernah bekerja di kepolisian Queensland pada waktu yang sama dengan Peter Dutton.
Hari ini, Peter Dutton mengatakan kepada Parlemen bahwa klaim Adam Brandt bahwa ia telah menyesatkan parlemen benar-benar keliru.
“Saya tidak memiliki hubungan pribadi atau jenis hubungan apa pun dengan orang-orang yang terlibat dalam masalah ini,” kata Dutton.
“Sepengetahuan saya, saya belum bersosialisasi, bertemu atau memiliki kontak pribadi dengan orang yang terlibat.
“Saya selesai bekerja dengan Dinas Kepolisian Queensland pada Juli 1999, pada saat itu sepanjang ingatan saya, ada 5.500 petugas kepolisian di Dinas Kepolisian Queensland,” kata Dutton.
“Tidak ada orang yang masuk akal yang bisa sampai pada kesimpulan bahwa hubungan profesional saya melalui bekerja di layanan publik besar yang sama sekitar 20 tahun lalu merupakan sebuah koneksi atau hubungan pribadi.
Partai Buruh dan Partai Hijau mencoba untuk membantah pernyataan Dutton dengan menegaskan kembali bahwa Peter Dutton telah menyesatkan Parlemen, tetapi Perdana Menteri Scott Morrison menolak klaim itu.
Selama masa sidang tanya jawab di parlemen, Adam Bandt bertanya kepada PM apakah Peter Dutton telah melanggar standar kementerian.
Adam Bandt: "Ketika saya bertanya kepadanya pada 27 Maret tahun ini, Menteri Dalam Negeri secara kategoris mengesampingkan hubungan pribadi atau hubungan lain dengan majikan yang dituju dalam kasus pengasuh asing ini.
"Dia melanjutkan dengan mengatakan ‘Saya tidak tahu orang-orang ini’. Tapi dia kemudian secara terbuka menegaskan bahwa dia mengenal salah satu dari mereka, menyebut dia mantan rekan polisi yang pernah bekerja dengannya lebih dari dua tahun lalu. Berita di TV menayangkan foto yang mengungkapkan mereka berdua pernah bersama.
"Pagi ini di Parlemen, Menteri Dutton bahkan menyiratkan bahwa mereka berbicara satu sama lain ketika bekerja bersama tetapi tidak berbicara sejak saat itu.
"Perdana Menteri, bukankah Menteri Dutton jelas telah menyesatkan Parlemen? Bukankah ini jelas melanggar standar menteri Anda? Apakah sekarang Anda akan memecatnya?"
Scott Morrison: "Tidak."
Peter Dutton setuju untuk mengungkapkan kepada parlemen dokumen email yang dia terima dari Keag yang meminta bantuan terkait visa untuk pengasuhnya yang berasal dari Italia.
Sebuah komite Senat sedang menyelidiki penggunaan kewenangan oleh Menteri Peter Dutton untuk memberikan visa kepada dua pengasuh asing asal Eropa itu.
Mantan komisaris Angkatan Darat, Roman Quaedvlieg menyampaikan kepada komite pekan lalu dan mengatakan bahwa dia sempat dihubungi oleh kepala staf Peter Dutton yang menanyakan apa yang bisa dilakukan untuk membantu “rekan dari atasan mereka”.
Peter Dutton menanggapi pada hal itu adalah bohong dan bahwa Roman Quaedvlieg masih kecewa karena telah kehilangan pekerjaannya.
Menteri Dalam Negeri menegaskan kembali di Parlemen hari ini, dengan mengatakan “disamping bukti yang disampaikan [Roman Quaedvlieg ], tidak ada seorang pun di kantor saya pernah berbicara dengan komisi ABF mengenai masalah ini”.