ABC

Petenis Berbakat Asia Genjot Australia Terbuka dan Pariwisata

Ketika petenis Hyeon Chung yang berusia 21 tahun dari Korea Selatan mengalahkan mantan petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, pada pertandingan Senin (22/1/2018) malam dalam tiga set langsung di babak keempat turnamen Australia Terbuka, jutaan orang di Asia tengah menonton.

Poin utama:

• Popularitas tenis melonjak di seluruh wilayah Asia Pasifik

• Tahun ini 20 persen petenis di turnamen Australia Terbuka berasal dari wilayah ini

• Sekitar 40 persen pemirsa TV tahun ini berasal dari Asia saja

Diberi jargon ulang sebagai turnamen Grand Slam Asia Pasifik, Australia Terbuka menarik sejumlah pemain tenis dari seluruh kawasan itu.

Tahun ini, tercatat 111 petenis di Australia Terbuka berasal dari kawasan Asia Pasifik -20 persen dari total jumlah pemain yang bersaing.

Skip Twitter Tweet

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

“Beberapa tahun lalu, biasanya hanya lima persen,” kata direktur turnamen Australia Terbuka, Craig Tiley.

“Tak diragukan lagi, kekuatan tenis di wilayah Asia-Pasifik telah berubah.”

Berasal dari Eropa dan telah lama dikenal sebagau olahraga Barat, tenis kini telah menemukan pasar pertumbuhan terbesar di Asia pada abad ini.

Pada tahun 2011, Li Na menjadi petenis Asia pertama yang menggondol gelar tunggal Grand Slam saat ia memenangi Perancis Terbuka.

Tiga tahun kemudian, Li memenangi kejuaraan tunggal Grand Slam keduanya di Australia Terbuka, dengan lebih dari 100 juta orang menonton di China.

Sang juara timbulkan ketertarikan

Apa yang disebut “efek Li Na” menarik banyak minat terhadap tenis dan telah menjadi katalis bagi pertumbuhan profil olahraga ini di China dan Asia.

“Setelah Li Na memenangi kejuaraan turnamen besar, semua orang [di China] tahu tenis,” ujar petenis China, Zhang Shuai, setelah tersingkir dari turnamen itu di putaran kedua.

“Tenis jauh lebih populer [di China] daripada sebelumnya. Ia melakukan pekerjaan yang hebat.”

Setelah Li Na pensiun di tahun 2014, demam untuk memenangi Grand Slam sedikit menurun, namun ketertarikan pada olahraga tersebut belum turun. Sebagai gantinya, lembaga Tennis Australia mengatakan bahwa olahraga tersebut telah mengalami masa pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Dalam beberapa tahun terakhir, [kami] benar-benar menyaksikan minat bermain tenis tumbuh,” kata Ben Slack, kepala bisnis internasional Tenis Australia.

“Terutama di negara seperti China, bahkan kembali ke dua tahun lalu, partisipasi dan ketertarikan dalam olahraga ini sangat banyak terjadi di level atas,” sebutnya.

Mantan juara Li Na mengenalkan banyak orang di China kepada tenis.
Mantan juara Li Na mengenalkan banyak orang di China kepada tenis.

ABC: Ning Pan, file

Slack mengatakan hanya pemain tingkat tinggi yang terdorong untuk mengejar karir di tenis, tapi itu tidak terjadi lagi.

“Jika Anda bukan pemain level utama, mungkin Anda membuang-buang waktu, rehat dari studi atau pendidikan Tapi dalam beberapa tahun terakhir, bkami enar-benar melihat bahwa pola pikirnya berubah, di China pada khususnya.”

Petenis muda unjuk gigi

Skip Twitter Tweet

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

Walau Li Na telah pensiun dan pemain tunggal peringkat teratas Asia, Kei Nishikori, absen dari turnamen tahun ini karena cedera, sekelompok petenis muda mengikuti jejak mereka di Grand Slam.

Di antara mereka adalah Hyeon Chung dari Korea Selatan dan Naomi Osaka dari Jepang -yang bersama dengan Su-Wei Hsieh asal Taiwan yang lebih mapan, semuanya berhasil mengalahkan lawan-lawan dengan unggulan tinggi.

Di India – yang telah menghasilkan beberapa petenis ganda terbaik di dunia -tenis juga semakin kuat.

“Berasal dari India, kriket pastinya olahraga nomor satu.Tapi tenis juga berkembang,” kata petenis ganda India, Divij Sharan.

“Kami telah memiliki beberapa legenda tenis baru-baru ini. Sania Mirza telah melakukannya dengan sangat baik. Leander (Paes) dan Mahesh (Bhupati) bermain ganda selama bertahun-tahun.”

Petenis seperti Hyeon Chung adalah duta baru untuk tenis di kawasan Asia Timur.
Petenis seperti Hyeon Chung adalah duta baru untuk tenis di kawasan Asia Timur.

AP: Vincent Thian

Sharan mengatakan bahwa pemahaman tenis yang lebih baik telah berkembang di India dalam beberapa tahun terakhir, dan peningkatan arus uang ke dalam olahraga ini juga telah membantu.

“Ketika saya tumbuh dewasa, ada banyak pemain yang mundur dari bermain olahraga karena pendidikan sangat penting dan olahraga tidak pernah benar-benar merupakan profesi yang serius,” tuturnya.

“Sejumlah telah berubah. Saat ini, ada banyak uang dalam olahraga. Tenis telah terangkat. Saya yakin di tahun-tahun mendatang kami akan memiliki seseorang dari Asia [sebagai petenis tunggal teratas].”

Popularitas tenis di Asia untungkan pariwisata

Penampilan para pemain Asia di lapangan juga menarik penonton.

Turis dan penggemar dari seluruh Asia telah menghadiri turnamen tersebut untuk menghibur para pahlawan mereka. Di antaranya adalah Seiju dan Yuya dari Jepang.

“Ini pertama kalinya kami datang ke Australia dari Jepang untuk menonton pertandingan. Jadi kami sangat antusias,” kata Seiju.

Jutaan orang di sekitar kawasan ini menonton pahlawan dan pertandingan lokal mereka melalui siaran televisi dan situs video.

Seiju dan Yuya dari Jepang tampil di turnamen Australia Terbuka untuk pertama kalinya.
Seiju dan Yuya dari Jepang tampil di turnamen Australia Terbuka untuk pertama kalinya.

ABC News: Ning Pan

Meski turnamen ini disiarkan ke lebih dari 200 negara di seluruh dunia, delapan dari 20 stasiun penyiaran yang meliput langsung di Australia Terbuka tahun ini berasal dari Asia, termasuk lima dari China dan dua dari Jepang.

“Kami memiliki lebih banyak media penyiaran gratis daripada sebelumnya,” kata Slack.

“Jika Anda melihat jumlah pemirsa TV di seluruh dunia, hanya seperlima saja yang berada di Australia, 80 persen di antaranya di luar negeri … sekitar 40 persen berasal dari Asia saja, itu tidak termasuk Australia.”

Turnamen paling relevan Asia

Zhang Bendou, seorang penulis tenis veteran untuk majalah olahraga terbesar China, Titan Sports, mengatakan bahwa turnamen Australia Terbuka telah menjadi Gland Slam yang paling populer di China.

“Kami memiliki banyak penggemar tenis garis keras di China yang tidak hanya mengikuti petenis China tapi juga Federer, Nadal, Djokovic dan Sharapova,” katanya.

“Australia Terbuka adalah acara yang sangat populer di kalangan penggemar tenis di China. Ini yang paling relevan dengan Asia dan perbedaan waktunya adalah yang terbaik. Ini adalah yang paling sukses di China.”

Asosiasi Tenis Wanita (WTA) mengumumkan pada hari Kamis (18/1/2018) lalu bahwa mereka telah menandatangani kontrak 10 tahun untuk memindahkan turnamen Final WTA ke Shenzhen, sebuah kota dinamis di China bagian selatan, mulai tahun depan.

Kesepakatan itu juga akan membuat total hadiah uang yang diperebutkan menjadi dua kali lipat yakni US $ 14 juta (atau setara Rp 175 miliar).

Mascot Australia Terbuka menyambut turis dan penggemar di Melbourne Park.
Mascot Australia Terbuka menyambut turis dan penggemar di Melbourne Park.

ABC News: Ning Pan

Zhang mengatakan ini adalah bukti semakin pentingnya Asia dalam dunia tenis.

“Selama sejarah final WTA, turnamen ini diadakan di serangkaian kota Amerika termasuk Los Angeles dan New York, kemudian pindah ke Munich dan Madrid,” jelasnya.

“Pada tahun 2008, diadakan di Doha, kemudian pindah ke Istanbul dan kemudian Singapura. Sekarang akan tiba di China.”

“Anda bisa melihat poros tenis dunia bergeser dari AS ke Eropa, lalu dari Asia Barat ke Asia Timur,” kata Zhang.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.