Petani Semangka Australia Barat Lirik Pasar Asia
Petani semangka di Carnarvon, 800 kilometer utara Perth, Australia Barat, menyebut musim panen pertengahan 2017 ini sebagai salah satu yang terbaik selama bertahun-tahun. Kini mereka melirik pasar Asia.
Petani buah di kota itu, Graham Kuzmicich, bersama saudaranya Anthony, telah bertani semangka di Gascoyne sejak meneruskan pertanian keluarga sekitar 25 tahun lalu.
Kuzmicich mengatakan telah melihat beberapa musim semangka sebelumnya, namun dengan kondisi cuaca yang konsisten dan baik, musim kali ini merupakan “yang terbaik dalam kualitas, kuantitas dan harga”.
“Saya kira hasil panen kali ini meningkat sekitar 20, 30 persen,” katanya.
“Saya mengubah tata-cara pemupukan dengan menambahkan bahan organik. Saya pikir hal ini telah membantu penyerapan nutrisi dari tanah,” jelasnya.
Selain peningkatan hasil, Kuzmicich mengatakan harga semangka juga kini di atas rata-rata, terutama disebabkan badai Topan Debbie di pesisir Timur Australia.
“Kerugian bagi seseorang merupakan keuntungan bagi orang lain. Disayangkan bagi mereka,” kata Kuzmicich.
“Kami juga mengalaminya beberapa tahun lalu. Kami mengalami topan dan banjir dalam lima tahun, yang sangat berat bagi kami. Saya tahu apa yang mereka alami,” katanya.
Melirik Asia
Sebagai upaya untuk meningkatkan volume penjualan mereka, Graham dan Anthony Kuzmicich mulai melirik ke Asia untuk memasarkan produksi buah mereka.
“Distributor lokal kami di Perth telah bekerja dengan baik, namun pasar Perth secara realistis cukup kecil. Jadi kami merasa harus mencari cara lain,” kata Kuzmicich.
Keluarga Kuzmicich telah mengirimkan beberapa ribu kardus semangka setiap bulannya ke Singapura, dengan harga jual di supermarket dua kali lipat dibandingkan harga di Australia.
Graham Kuzmicich mengatakan, meskipun jumlah pengirimannya kecil, dia telah mengajak pemasok semangka lainnya dan jumlahnya tahun ini akan sangat besar.
Namun meski produksi buahnya mendatangkan harga premium, Kuzmicich mengatakan biaya pengiriman semangka ke Singapura lebih malahl tujuh atau delapan kali daripada pengiriman ke Perth.
“Transportasi untuk sampai ke Singapura bisa kita lakukan dua cara. Bisa dengan kapal atau dengan angkutan udara,” jelasnya.
“Tentu saja angkutan udara jauh lebih mahal daripada dengan kapal. Tapi mereka lebih memilih menggunakan angkutan udara sehingga mencari perusahaan yang tepat dengan harga yang tepat merupakan suatu tantangan. Sebab sangat mahal untuk mengekspor perkadus,” katanya.
Setelah sukses di pasar Singapura, Kuzmicich telah memperluas penjajakan ke pasar lainnya di Asia. Dia percaya ada peluang bagi petani lain di Australia Barat.
“Kami mungkin akan menjajaki Jepang, yang menurut saya harus dilihat oleh Australia Barat. Bukan hanya semangka tapi juga banyak buah dan sayuran lainnya,” katanya.
“Ini sesuatu yang mungkin kami jajaki untuk masa panen berikutnya di bulan November, Desember,” jelasnya.
Diterbitkan Selasa 30 Mei 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari berita ABC News.