ABC

Petani Australia Kewalahan Penuhi Permintaan Mangga dari Asia

Mangga dari Wilayah Utara Australia (NT) ternyata sangat diminati importir asal Singapura dan China.

Pekan ini, petani kebun mangga dari Ujung Utara (NT), Wayne Quach, akan mengirimkan peti kemas kedua ke Singapura berisi hasil panennya, menyusul positifnya respon dari percobaan pengiriman produk mangga pertama [ke negara tersebut] bulan lalu.
Namun demikian, Quach mengatakan dia kesulitan menemukan buah mangga dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan dari pasar Asia.
“Mereka meminta buah mangga berkualitas dengan umur simpan yang lama, warna kemerahan, dan mereka juga menginginkan mangga dengan ukuran besar,” katanya.
Quach mengatakan, kebanyakan produk mangga di kebunnya ukurannya lebih kecil untuk memenuhi selera pasar Australia.
“Konsumen Australia selalu mencari ukuran 16,18 atau 20 –buah mangga berukuran lebih kecil,’ katanya.

“Inilah sebabnya kami berusaha untuk fokus memproduksi buah mangga yang lebih kecil. Tapi sekarang permintaan ekspor justru menginginkan buah mangga berukuran besar dan bagus.”
“Sebelumnya kami tidak merencanakan untuk pasar ekspor ini; itu sebabnya kebanyakan ukuran mangga kami berkisar antara 14 dan 16 untuk jenis R2E2 dan 16 hingga 20 untuk jenis Kensington Prides — tapi importir Asia meminta buah mangga ukuran 10,12.”
Quach mengatakan, permintaan akan buah-buahan Australia menguat beberapa pekan terakhir.
“Saya setidaknya menerima 10 panggilan telepon dari orang-orang yang bersedia membayar di muka untuk buah mangga impor dari Australia ke Hong Kong, Singapura dan China,” katanya.
“Semua [produk] di Australia bermutu tinggi, kandungan gizinya bagus. Setelah konsumen mencoba buah mangga Australia, tidak ada buah mangga lain di dunia yang rasanya lebih baik,”

Wayne Quach dengan buah mangga dari kebunnya.
Petani kebun buah mangga Wayne Quach mengatakan permintaan ekspor buah mangga asal Northern Territory dari Asia amat besar.

ABC Rural: Daniel Fitzgerald

Buah mangga Australia dibandrol dengan harga sekitar 45 dolar atau sekitar Rp 453.000 per nampan di Singapura.
Quach mengatakan, dia akan mengirimkan paket produk buah berikutnya ke Singapura dari Darwin, setelah buah mangga tersebut melawati proses pemanasan untuk mensterilkannya.
Menurutnya, ongkos kirim lewat udara ke Singapura hanya sedikit lebih tinggi ketimbang pengiriman buah melalui angkutan darat ke Sydney.
Departmen Industri Primer membantu Quach berhubungan dengan para importir yang mencari mangga Australia.
Quach mengatakan, karena ia tak memiliki buah mangga berukuran besar dalam jumlah cukup di kebunnya sendiri, dia telah berusaha mencari pasokan mangga dari petani kebun lainnya untuk diekspor ke Asia.
“Kita bekerja bersama dengan Asosiasi Industri Mangga NT untuk berusaha mencari dan menemukan sesorang yang memiliki buah berkualitas dan berukuran besar, mendorong petani untuk mengekspor karena penting bagi kami untuk membantu membuka pintu ekspor,” kata Quach.
“Saya bekerja sama dengan Asosiasi Petani Hortikultura Vietnam, kami berusaha mendorong semua orang untuk melakukan ekspor juga.”
Diterjemahkan pada 14:45 00 WIB, 9/11/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.