ABC

Peta Digital Dasar Laut Pertama di Dunia Temukan ‘Surga’ di Bawah Laut

Sejumlah ilmuwan telah menciptakan peta digital pertama dari dasar laut Bumi. Lewat penelitian yang cukup lama, peta digital ini memberikan kondisi nyata di bawah laut, tidak seperti dalam penggambaran dan informasi sebelumnya.

Peta yang memberikan informasi keadaan dasar laut disusun oleh sejumlah ilmuwan dari University of Sydney. Peta ini menjadi peta dasar laut yang paling rinci yang pernah dibuat di dunia.

Menurut Profesor Geofisika, Dietmar Müller, peta dari dasar laut terakhir kali dibuat sekitar tahun 1970-an. Tapi sejak itu, para ilmuwan belajar lebih banyak soal topografi planet Mars dibandingkan permukaan laut di planet Bumi sendiri. 

"70 persen dari planet kita dilapisi oleh sedimen lautan," kata Profesor Müller. "Dasar laut juga menjadi rumah bagi ekosistem terbesar di bumi, tetapi kita hanya mengetahui sedikit tentang hal tersebut."

Menurutnya, dari temuan tersebut diketahui jika dasar laut jauh lebih kompleks daripada apa yang diperkirakan sebelumnya.

Informasi soal dasar laut sebelumnya memiliki beberapa kesalahan dalam penggambaran keadaan sebenarnya. Foto: ABC News.

 

Peta ini dibuat setelah penelitian yang dilakukan selama lebih dari satu tahun. Para ilmuwan yang terlibat menyaring ribuan sampel dari dasar laut, melalui ekspedisi independen.

"Beberapa tahun yang lalu, kami terlibat dalam proyek penemuan data yang besar," kata Profesor Müller. "Kami menyadari bahwa kami tidak punya peta geologi yang layak dasar laut."

"Meskipun hampir 200.000 sampel dasar laut telah diambil dengan banyak kapal penelitian yang berbeda di tiap-tiap selama setengah abad terakhir, tidak ada yang menggabungkan semua informasi ini kedalam peta yang lebih berkualitas," tambah Profesor Müller.

Informasi yang didapatkan dari peta dasar laut dalam bentuk digital yang juga interaktif.

 

Karena keterbatasan yang ada dalam membuat peta dasar laut yang lebih lengkap ini Profesor Müller dan tim-nya mengagas pembuatan peta dasar laut dalam bentuk digital.

"Kami segera menyadari mengapa tak ada yang melakukan ini, karena benar-benar cukup melelahkan," katanya. "Kami harus menyaring puluhan ribu catatan dan  akhirnya mengakses sekitar 15.000 laporan pengamatan yang asli."

Yang membedakan peta digital dengan peta sebelumnya adalah penggambaran keadaan dasar laut yang lebih nyata.

"Di tahun 70-an, dasar laut itu digambarkan sebagai yang relatif tandus, pemandangan laut yang sederhana," katanya. "Sedangkan peta dasar laut yang kami buat terlihat hampir seperti surga tropis."

Sebelumnya dasar laut di bagian selatan Australia digambarkan sebagai tanah liat dan sedimen berlumpur, tapi dari temuan Profesor Müller penggamabaran ini ternyata salah.

"Ada kumpulan sedimen dalam dasar laut yang mencakup segala macam mikrofosil," jelas Profesor Müller.

Ia berharap peta digital dari dasar laut dapat membantu memahami sejarah laut di Australia.