Pesawat Nirawak Phantom Dilengkapi Fitur Larangan Terbang Dekat Bandara
Salah satu produsen pesawat mainan canggih nirawak memperkenalkan teknologi yang mampu mencegah pesawat nirawak itu terbang mendekati 10 bandara utama di Australia.
DJI Innovations – perusahaan berbasis di China yang memproduksi pesawat mainan canggih nirawak mengumumkan kalau perusahaannya telah memodifikasi perangkat lunak di produk pesawat mainan berteknologi canggih itu dengan sistem keamanan baru yang mereka sebut sistem “Zona Larangan Terbang”.
Setelah dimodifikasi perangkat lunak di pesawat mainan canggih pabrikan mereka terutama kendaraan terbang nirawak (unmanned aerial vehicles -UAVs) dengan serinya yang terkenal yakni Phantom kini dilengkapi dengan sistem satelit GPS khusus.
Sistem baru yang telah dimodifikasi tersebut akan secara otomatis memblokir pesawat Phantom beroperasi di hampir 350 bandara udara di seluruh dunia dengan menciptakan semacam geo-pagar elektronik disekitar bandara untuk mengurangi risiko tabrakan antara pesawat tak berawak itu dengan pesawat berawak.
Sebuah zona eksklusi berlaku sejauh delapan kilometer di sekitar 10 bandara utama Australia.
Pesawat Nirawak Phantom buatan DJI hanya mampu lepas landas dalam radius 2,4 kilometer dari bandara yang ditunjuk.
Sementara itu untuk sejumlah bandara berukuran kecil yang masuk dalam kategori B oleh DJI seperti Bandara di Kepulauan Cocos dan Chrismas cakupan wilayah larangan terbangnya lebih rendah.
Juru bicara DJI Innovation, Michael Perry mengatakan "Bahkan jika pesawat kami diterbangkan secara manual dan akan terbang mendekati Zona Larangan Terbang, maka alat pemindai satelit GPS akan memberi sinyal, maka aturan fitur keamanan itu tetap akan berlaku,” katanya.
Pembatasan wilayah terbang yang sudah diterapkan pihak DJI ini tetap belum sesuai dengan UU Australia, yang mewajibkan perusahaan maupun perseorangan yang hobi menerbangkan pesawat canggih ini untuk tidak terbang di radius 5,5 km dari landasan pacu bandara maupun helicopter.
Pengumuman yang dilakukan oleh perusahaan DJI yang berbasis di Hong Kong dan Shenzhen ini mengejutkan pelaku industri maupun regulator di Australia. Mereka mengapresiasi modifikasi fitur keamanan yang diterapkan DJI meski tetap mengkhawatirkan makin banyaknya jumlah pesawat nirawak buatan mereka yang mengudara di Australia.
“Saya sangat senang, pihak produsen akhirnya mengambil langkah itu karena pesawat tak berawak dari jenis ini, terutama ketika mereka digunakan oleh pengguna berpengalaman yang tidak akrab dengan peraturan , dapat menciptakan bahaya bagi pesawat lain, dan membangun perangkat keamanan seperti yang dilakukan DJI ini dapat mencegah ancaman bahaya tersebut " kata Dr Reece Clothier , insinyur kedirgantaraan dan ahli UAV di Institut Teknologi Royal Melbourne.
Sementara itu Regulator penerbangan sipil Australia (CASA) , yang saat ini bergulat dengan isu-isu keselamatan udara dan privasi yang ditimbulkan oleh teknologi drone atau pesawat nirawak juga mengapresiasi inisiatif DJI.
Juru bicara CASA, Peter Gibson mengatakan CASA belum melobi produsen drone Cina.
"Satu-satunya hal yang hendak kita sampaikan kepada para pengguna pesawat nirawak ini adalah hendaknya mereka sadar bahwa jumlah bandara yang memblokir pesawat nirawak ini untuk mendekat itu sangat kecil, ketika menggunakan mesin ini, hendaknya jangan berpikir saya bisa menerbangkan pesawat ini kemana saja sesuka saya, karena kalau mesin ini membolehkan, maka tidak ada masalah,” katanya.
"Hendaknya warga paham kalau ada 10 bandara di Australia yang masuk dalam sistem zona larangan terbang yang dipasang oleh DJI. Dan itu hanya 10 dari 400 atau 500 bandara.
Sementara itu juru bicara DJI Innovation, Michael Perry mengatakan perusahaannya berencana terus menambah jaringan wilayah laranga terbang pesawat tanpa awak mereka.
“Kami memang belum berbicara dengan Juru Bicara (CASA) dan hal itu sedang kami upayakan,” tambahnya.
Di Australia, pesawat nirawak Phantom buatan DJI di jual di toko-toko hobi, toko kamera maupun toko online. Hingga kini belum ada catatan resmi mengenai berapa jumlah total penjualan pesawat nirawak itu di Australia, namun salah satu pemasok memperkirakan ada lebih dari 2000 Phantom yang beroperasi di Australia.
Umumnya mereka dioperasikan oleh penggemar mainan canggih ini yang tidak membutuhkan seritifikat layak terbang atau ijin untuk menerbangkan pesawat nirawak ini.