ABC

Perusahaan Australia Dipusingi Banyaknya Karyawan yang Izin Sakit

Berpura-pura sakit agar tidak masuk kerja sudah jadi rahasia umum di kalangan pekerja Australia. Tapi pihak perusahaan mengeluhkan perilaku tersebut semakin meningkat belakangan ini.

Sejumlah pengusaha mengaitkan hal itu dengan mudahnya mendapatkan “keterangan tidak masuk kerja”, yang bahkan bisa diterbitkan oleh apoteker, tidak harus dokter.

Sebenarnya aturan itu sudah berlaku sejak 2009, tapi kalangan pengusaha menilai surat itu kini banyak disalahgunakan terutama oleh kalangan pekerja muda.

Seorang pengelola salon kecantikan di Canberra, Nicole Dwight, mengakui pihaknya lebih banyak mempekerjakan pegawai kasual karena hal tersebut.

Dari sekitar 20 pegawai salonnya, hanya lima orang pegawai tetap. Selebihnya kasual.

“Karena jika mereka tak masuk kerja, mereka tidak mendapat bayaran,” jelasnya kepada ABC.

Menurut aturan, seorang apoteker harus mengikuti Kode Etik Dewan Farmasi serta Standar Praktik Profesional Farmasi Australia.

Sebelum menerbitkan keterangan tidak masuk kerja, apoteker diminta memastikan informasi yang dia terima dari pemohon cukup dan masuk akal.

Sementara itu Ikatan Dokter Australia (AMA) menilai diagnosis semacam itu tidaklah memenuhi syarat.

“Seorang ahli farmasi tidak mendapatkan pelatihan dan keahlian untuk memastikan masalah medis seseorang,” kata wakil ketua AMA, Chris Zappala.

Namun Ikatan Apoteker Australia (PGA) menolak pernyataan ini.

“Saya cukup yakin untuk memberikan surat keterangan tidak masuk kerja kepada siapa pun,” ujar ketua PGA George Tambassis.

Dia berdalih, UU yang ada memberikan kewenangan kepada apoteker melakukan hal itu.

Namun di lapangan, apa yang dialami Nicole Dwight, menunjukkan mahalnya biaya yang harus ditanggung pihak pengusaha.

Dia mengaku pegawai yang tak masuk kerja karena izin sakit merugikan usahanya $ 300 sehari.

Seorang pengusaha lainnya mengatakan menerima dua surat keterangan tak masuk kerja karena sakit pekan lalu.

Dia menjelaskan dalam 5 tahun sejak aturan ini diberlakukan, biaya cuti sakit yang ditanggung perusahaannya naik dua kali lipat menjadi $ 37.000.

Seorang pemilik usaha kecantikan lainnya di Canberra mengatakan pegawai yang alasan sakit sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai lainnya.

Dia melihat sebagian besar pegawai yang izin sakit sebenarnya hanya ingin libur.

“Media sosial membantu mendeteksi hal itu,” katanya.

Pegawai yang izin sakit justru menghabiskan waktu di pantai, katanya, dan masuk kerja keesokan harinya dengan surat keterangan sakit.

Secara nasional data mengenai jumlah pegawai yang izin sakit tidak banyak tersedia. Begitu pula biaya yang harus ditanggung oleh pihak perusahaan.

Kementerian Tenaga Kerja dan Hubungan Industrial mengakui pihaknya tidak memiliki statistik tentang hal itu.

Secara terpisah, Ketua Dewan Serikat Pekerja Australia (ACTU) Sally McManus mengatakan, surat keterangan tak masuk kerja sangat penting, terutama bagi pegawai berpenghasilan rendah.

“Orang tidak boleh dipaksa masuk kerja ketika mereka sakit,” tegasnya.

“Mereka yang bergaji rendah biasanya mendapatkan surat keterangan dari apotek karena terlalu mahal untuk pergi ke dokter,” jelas McManus.

Dia mengecam para pengusaha yang memilih mempekerjakan pegawai kasual demi menghindari kewajiban membayar cuti sakit pegawai tetapnya.

Simak juga berita lainnya dari ABC Indonesia