ABC

Perubahan UU Visa Bekerja Sambil Liburan Disayangkan Petani Organik

Turis Backpacker dan operator pertanian organik di Australia mengajukan petisi online mereka mendesak agar ketentuan Visa Bekerja sambil Liburan diubah.

Turis Backpackers memetik labu di pertanian milik John Etty di dekat Katherine
Turis Backpackers memetik labu di pertanian milik John Etty di dekat Katherine

Para wisatawan yang mengajukan petisi online ini berharap untuk dapat  memperpanjang visa liburan sambil kerja kembali setelah ,  mereka menyelesaikan pekerjaan selama 88 hari di kawasan regional Australia.

Dalam peraturan sebelumnya, pekerjaan sukarela diberlakukan persyaratan harus bekerja selama 88 hari, namun peraturan ini sudah tidak berlaku lagi.
 
Seorang juru bicara Departemen Imigrasi mengatakan “semua pemegang visa sementara harus dipekerjakan sesuai dengan UU Ketenagakerjaan Australia,” katanya. 
 
Departemen Imigrasi mengatakan inisiatif ini membantu pengusaha didaerah pedesaan mendapatkan pekerja yang mereka butuhkan pada musim-musim panen yang membutuhkan banyak pekerja.
 
Willing Workers on Organic Farms, organisasi yang mengkoordinasikan pekerja relawan, mengklaim perubahan aturan ini keliru.
 
Cheryl Dingle, yang memiliki peternakan ayam di Victoria Tengah, mengatakan sering kali relawan memiliki pengetahuan peternakan dan pengalaman bekerja di pedesaan yang lebih baik ketimbang karyawan yang mereka gaji.
 
"Mereka mendapatkan pengalaman yang sesungguhnya dengan datang ke negara yang melakukan sesuatu dengan cara berbeda dan bisa belajar dengan baik dan mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan mereka dengan suasana kerja yang benar-benar berbeda,” kata Dingle.
 
Menurutnya perubahan ini menyebabkan banyak pemilik lahan pertanian organic terpaksa harus menekan jumlah relawan yang bekerja dilahan pertanian mereka.
 
"Saya tidak bisa merekrut relawan sebanyak sebelumnya, mungkin masih akan ada relawan yang datang kemari tapi tidak untuk tinggal di tempat kami selama 88 hari dan  padahal itu sangat menguntungkan saya,” kata Dingle.
 
Banyak turis backpacker mengaku mereka lebih memilih melakuka kerja sebagai relawan di pedesaan ketimbang bekerja dilahan pertanian sebagai pemetik buah.
 
"Saya suka karena pekerjaan yang dilakukan setiap hari tidak sama,” kata seorang turis backpacker asal Scotlandia, Chris Picken.
 
"Dengan bekerja memetik buah dan pekerjaan dibayar lainnya Anda setiap hari melakukan pekerjaan sebagai rutinitas saja, tapi dengan menjadi relawan dan tinggal dalam situasi keluarga Anda akan peduli dengan hal yang kita kerjakan dan melakukannya dengan sepenuh hati,”
 
Terlebih lagi menurutnya banyak backpacker yang digaji masih tetap harus membeli makanan dan akomodasi dan tidak ada jaminan kerja.
 
Dingle mengatakan mereka memberikan para relawan fasilitas cuma-Cuma beripa makanan, akomodasi dan akses internet.
 
"Kita makan bersama di meja makan dan mereka menjadi bagian dari keluarga kami,” katanya.
 
Relawan asal Inggris, Maisie Haddon dan Rosie Rix memperoleh perpanjangan visa dengan menjadi relawan di lahan pertanian milik keluarga Dingle.
 
"Kami hanya perlu mengurus visa saja dan tidak perlu khawatir mengenai uang sampai kami harus kembali pulang ke Inggris,” kata Haddon.
 
Dia menolak sebagian pendapat yang menyatakan turis relawan sepertinya banyak dimanfaatkan dan dieksploitasi.
 
"Sama sekali tidak, kami senang sekali dengan keluarga Dingle dan mereka memperlakukan kami sebagai bagian dari keluarga,” katanya.
 
Meskipun petisi onlinenya mendapat lebih dari 4.000 tanda tangan  Departemen Imigrasi mengatakan pihaknya tidak akan meninjau kembali keputusan mereka/
 
"Departemen akan terus meminta pemohon visa liburan sambil kerja yang kedua kali untuk memberikan bukti pembayaran yang sah atas upah kerja mereka selama 88-hari sesuai dengan pekerjaan mereka di kawasan regional Australia," kata juru bicara itu.