Perubahan Iklim Bisa Sebabkan Peningkatan Curah Hujan di Daerah Gurun
Menurut sebuah studi terbaru, perubahan iklim benar-benar bisa meningkatkan curah hujan di daerah gurun Australia.
Penelitian tersebut menantang pemikiran sebelumnya yang menunjukkan bahwa suhu yang lebih tinggi akan membuat daerah kering bahkan lebih kering, dan daerah basah di dunia bahkan lebih basah.
Namun curah hujan yang lebih tinggi mungkin tak bermanfaat seluruhnya mengingat suhu hangat juga akan meningkatkan penguapan dan menyebabkan peristiwa cuaca yang lebih membawa bencana.
Temuan ini berasal dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan perubahan iklim di Universitas New South Wales (UNSW) dan diterbitkan dalam jurnal ‘Nature Climate Change’.
"Temuan yang paling signifikan sebenarnya bahwa cuaca ekstrem meningkat di daerah kering dan basah, dan total curah hujan juga meningkat di daerah kering," kata Dr Markus Donat, dari Pusat Penelitian Perubahan Iklim di UNSW.
Ia mengatakan, pada kenyataannya, atmosfer yang lebih hangat bisa menahan lebih banyak uap air, menyebabkan curah hujan.
Dr Markus mengatakan, penelitian ini menunjukkan curah hujan yang lebih banyak bisa diperkirakan terjadi di daerah seperti Australia Tengah, California, Asia Tengah, Sinai dan Afrika Selatan.
"Kami menggabungkan daerah-daerah itu dan akan mendapatkan peningkatan yang kuat. Dan ini maka akan menunjukkan bahwa … daerah serupa-gurun di dunia, rata-rata, diperkirakan untuk mendapatkan lebih banyak hujan,” terangnya.
Ia menambahkan, "Tentu saja mungkin ada beberapa daerah yang secara lokal mungkin memiliki perubahan yang berbeda, tapi rata-rata, di lebih dari tiga daerah kering tersebut dengan menggabungkan sebagian wilayah Sahara, sejumlah wilayah kering di Amerika Utara dan juga daerah gurun Australia, kami memperkirakan hujan yang lebih ekstrim."
Dr Markus mengatakan, tak jelas apakah curah hujan yang meningkat akan mengurangi kekeringan di daerah tersebut.
Ia menyebut, suhu yang lebih tinggi seringkali menyebabkan penguapan lebih cepat, yang akan mengalirkan air tambahan.
"Ketika dunia menjadi lebih hangat, penguapan juga meningkat, terutama jika Anda berbicara tentang, katakanlah, curah hujan ekstrim satu hari, oleh karenanya, itu bukan tanah kering, ia biasanya melewati erosi tanah kering atau sesuatu seperti ini, tetapi tak terlalu berguna untuk menumbuhkan tanaman," jelasnya.
Ia menerangkan, "Kekeringan masih merupakan hal yang relatif kompleks untuk dipahami karena ada faktor berbeda ini yang berkontribusi – di satu sisi kita tidak mengalami hujan, dan di sini mungkin itu berarti baik-baik saja kita mendapatkan lebih banyak hujan, sehingga bisa mengurangi kondisi kekeringan.”
"Tapi di sisi lain, kita memiliki lebih banyak penguapan, dan bagaimana keduanya terjadi secara bersamaan tak benar-benar jelas dalam semua kasus tersebut," sambungnya.
Perubahan iklim diperkirakan akan mengintensifkan cuaca ekstrem seperti kebakaran hutan, hawa dingin yang menusuk, gelombang panas dan badai.
Ini semua adalah peristiwa yang menyebabkan masalah serius di Australia.
John Connor, kepala eksekutif ‘Climate Institute’, mengatakan, Australia adalah negara bercuaca ekstrim dan polusi karbon dengan perangkap panas yang ekstra atau gas rumah kaca yang dimasukkan ke dalam atmosfer, hanya akan mengintensifkan masalah.