ABC

Pertunjukan Wayang Kolaborasi Melbourne dan Yogyakarta

Dua kelompok teater asal Melbourne dan Yogyakarta menggelar pertunjukkan wayang unik dengan konsum boneka. Tak hanya itu, kolaborasi ini pun melibatkan anak-anak dari komunitas lokal.

Dua grup teater, Polygot Theatre dari Australia dan Papermoon Puppet Theatre dari Indonesia melakukan kolaborasi pertunjukan di Indonesia pada bulan Maret lalu, dengan didukung Kementerian Luar Negeri Australia dan Australia – Indonesia Institute.

Sue Giles, Direktur Artistik dari Polyglot pertama kali bertemu dengan pendiri Papermoon, Maria Tri Sulistyani dan Iwan Effendi di tahun 2008.

"Saya menyukai pekerjaan mereka," ujar Giles. "Mereka ini sangat memiliki gaya kontemporer di Jawa lewat wayang yang mereka buat, sangat berbeda dengan wayang tradisional biasanya."

Proyek kolaborasi keduanya, yang disebut Drawbridge, menampilkan pertunjukan berskala besar di Merapi, Jawa Tengah dan di Duri, Pekanbaru. Pertunjukan mereka pun melibatkan anak-anak.

Wayang yang ditampilkan bukanlah wayang biasa, tapi berwujud orang berkostum boneka. Uniknya lagi mereka menggabungkan gaya komik untuk lebih menarik perhatian anak-anak.

"Layaknya sebuah komik, ada ruang percakapan (speech ballons)," kata Giles. 

Facebook, Yohannes Pakdjo
 
Seni tanpa hambatan bahasa
Kartunis, Mandy Ord bekerja sama dengan anak-anak untuk menggambar. Kemudian semua dituangkan ke dalam gambar yang lebih besar.
Menurut Ord, idenya ini didapat untuk membantu mengatasi hambatan bahasa.
"Itulah keindahan dengan adanya unsur komik, kita bisa berkespresi banyak dengan gambar, tanpa harus terlalu banyak mengajarkan bahasa," jelasnya.
Tak hanya itu ia pun merasa melibatkan anak-anak membuatnya lebih bebas untuk bisa menggambar apapun secara spontan.
"Yang saya temukan, kartun buatan orang dewasa itu sangat kaku… dan anak-anak memiliki kebebasan lebih untuk mengekspresikan diri mereka," katanya.
 

Facebook, Yohannes Pakdjo
 
Melibatkan komunitas lokal

Sekitar 90 anak-anak dan dewasa dari dua desa terlibat dalam produksi dan Giles menjelaskan mereka sangat antusias untuk terlibat.

"Saat pertama kali bangun pagi, anak-anak kemudia datang, mereka menggambar dengan spontan, kemudia Mandy Ord mengeksplor teknik menggambar mereka yang luar biasa," kata Giles.

"Karena cara mereka belajar seni sangat pas di Indonesia, jadi ini adalah kesempatan bagi kami untuk mengetahui hal-hal baru. Komunitas ini pun sangat terbuka dengan cerita-cerita baru," tambahnya.

Kolaborasi pun tercipta saat memutuskan sebuah cerita, kemudian anak-anak  membuat plotnya dan para seniman lain membantu memolesnya.

Facebook, Yohannes Pakdjo
Rencananya, Papermoon Puppet Theatre akan berkunjung ke Melbourne pada bulan Juli 2014. Mereka akan berkolaborasi dengan Polygot dan Sekolah Tunarungu Victoria. Rencananya juga mereka akan menggelar komik besar di Federation Square.