ABC

Pertunjukan Kolintang di Sydney

Misi budaya kini sedang dijalankan oleh Persatuan Insan Kolintang Nasional Indonesia (PINKAN) agar alat musik tradisional kolintang meraih pengakuan UNESCO, badan budaya di bawah PBB.

Bertempat di Sydney Opera House, tujuh pemain kolintang yang didatangkan dari Indonesia menampilkan kesenian musik asal Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu malam (09/11).

“Acaranya sukses, dari ruangan berkapasitas 350 orang, semua kursi terpenuhi bahkan ada yang sampai terpaksa berdiri,” ujar Filda Yusgiantoro, Ketua Panitia Konser Kolintang.

Pemain kolintang yang didatangkan dari Indonesia
Pemain kolintang yang didatangkan dari Indonesia

Foto: Heri Bambang.

“Kami mendapatkan standing ovation, para penonton juga ada yang ikut dance,” katanya kepada Erwin Renaldi dari Australia Plus.

Dalam penampilan tersebut, sejumlah lagu-lagu daerah dimainkan, diantaranya lagu Injit-injit Semut, Rame-rame, Es Lilin, Kemayoran. Bahkan mereka pun sempat memainkan lagu ‘Waltzing Matilda’ khas Australia.

Skip Facebook

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

Skip Facebook Post

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

FACEBOOK: Waltzing Matilda

Penonton pun ikut bertepuk tangan dan bersenandung mengikuti alunan lagu ‘Waltzing Matilda’.

Penonton ikut berdansa mengikuti alunan kolintang
Penonton ikut berdansa mengikuti alunan kolintang

Foto: Heri Bambang.

“Konser ini pada awalnya merupakan usulan Jaya Suprana, yang hampir setiap tahun membawa pianis-pianis muda asal Indonesia untuk tampil di Sydney Opera House,” jelas Filda yang juga kandidiat Doktor di bidang bisnis dan keuangan dari Monash University, Melbourne.

“Tujuannya adalah sebagai upaya agar Kolintang diakui UNESCO sebagai Intangible Culture Heritage.”

Filda menjelaskan kolintang patut menjadi warisan budaya dunia, selain karena keaslian karya bangsa juga dapat menembus batas budaya-budaya lain.

Semua yang terlibat di pagelaran kolintang 2016
Kiri ke kanan: Ibu Aylawati Sarwono, Rama Wowor (Koordinator Kolintang), Enny Sukamto (Koordinator peragaan busana), Jaya Suprana (Pelindung panitia), Lis Purnomo Yusgiantoro (Pembina PINKAN INDONESIA), Anie Rahmat Sudibjo (Ketua PINKAN Indonesia), Filda Yusgiantoro (Ketua Panitia).

Foto: Heri Bambang.

PINKAN saat ini sedang mengajukan agar Kolintang bisa diakui di UNESCO, meski ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Beberapa syarat lainnya adalah adanya film dokumenter soal Kolintang dan museum Kolintang. Filda berharap pengajuan ke UNESCO bisa dilakukan selambat-lambatnya tahun 2017 mendatang.

PINKAN juga baru saja melantik komisariat dan pengurus PINKAN cabang Australia.

“Nantinya program mereka selain mempromosikan kolintang, juga menggelar workshop [pelatihan bermain kolintang] bersama Kedutaan Besar RI di Australia atau kantor-kantor Konsulat Jenderal RI di beberapa negara bagian.”

Dalam acara tersebut juga ditampilkan pagelaran busana dari koleksi terbaru perancang Iwan Tirta, yang juga pernah memperjuangkan agar batik tercatat sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia.

fashion show kolintang
Pagelaran busana menampilkan koleksi desainer Iwan Tirta sambil diiringi alunan musik kolintang

Foto: Heri Bambang.

Ikuti cerita dari kiprah dan prestasi warga Indonesia di Australia di australiaplus.com/indonesian dan bergabung bersama komunitas kami di facebook.com/AustraliaPlusIndonesia.