ABC

Perselisihan di Balik Peringatan Hubungan Diplomatik China-Australia

Media yang dikendalikan Pemerintah China dan para analis China di Beijing mengatakan, sejumlah acara yang direncanakan untuk perayaan ulang tahun hubungan diplomatik dengan Australia pekan ini tak mungkin menyembuhkan perselisihan yang semakin parah mengenai pengaruh China di Australia.

Pada hari Kamis (14/12/2017), sejumlah diplomat Australia akan menghadiri sebuah acara di Diaoyutai Guest House yang bersejarah di Beijing untuk menandai 45 tahun sejak Australia menjalin hubungan dengan Republik Rakyat China.

China sangat menaruh perhatian pada peringatan diplomatik itu namun acara peringatan tahun ini dibayang-bayangi oleh apa yang disebut juru bicara Partai Komunis China sebagai “paranoia histeris” di Australia.

Selama berbulan-bulan, Pemerintah China telah menggunakan lebih banyak elemen patriotik dari pengaruh medianya yang luas untuk meluncurkan serangan yang semakin meluas ke Australia mengenai kekhawatiran akan pengaruh Partai Komunis.

Namun dalam beberapa hari ini, pihak China meningkatkan upaya  dengan menerbitkan editorial di harian resmi People’ Daily pada Senin (11/12/2017) malam, yang menggambarkan perdebatan tentang pengaruh China di Australia “penuh dengan nada rasial”.

Sebuah harian yang lebih moderat, State Council’s China Daily, menggambarkan Perdana Menteri Malcolm Turnbull sebagai sosok yang “bertekad untuk memainkan peran barunya sebagai pemimpin penuduh China”.

Hal itu munucl setelah sebuah teguran resmi dari Kementerian Luar Negeri China pada Senin (11/12/2017) malam sebagai tanggapan atas laporan Perdana Menteri Turnbull yang mengutip laporan media tentang pengaruh Partai Komunis China di Australia.

Komentar Turnbull ‘merusak hubungan China-Australia’

“Anda mungkin telah memperhatikan bahwa ucapan yang relevan dari para pemimpin Australia telah membangkitkan perhatian di China,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, Senin (11/12/2017) malam.

PM Turnbull sebelumnya mengatakan bahwa dugaan campur tangan yang diangkat dalam laporan tersebut merupakan bagian dari justifikasi undang-undang anti-spionase yang diperbarui.

Pemerintah China menanggapi bahwa pihaknya “terkejut” seorang pemimpin Australia mengutip laporan “yang secara ideologi bias” di Parlemen negara tersebut.

Upaya PM Turnbull untuk menggunakan Bahasa Mandarin selama akhir pekan untuk membantu mengkontekstualkan sikap Australia yang semakin waspada terhadap China juga dicela oleh media Partai Komunis.

Turnbull menggunakan bahasa China untuk mengatakan, “Orang-orang Australia harus membela diri” dan membandingkannya dengan slogan Partai Komunis era revolusioner, “Rakyat China harus membela diri” untuk menekankan hak masing-masing negara atas kedaulatannya.

“Australia … dengan tidak masuk akal mengklaim negara [China] yang menciptakan peluang untuknya adalah negara yang semakin berbahaya,” tulis People’s Daily pada Senin (11/12/2017) malam. China adalah mitra dagang terbesar Australia.

Pengguna media sosial di platform media sosial China yang sangat disensor, yakni Weibo, juga sangat mengkritik perbandingan antara situasi pendudukan China pasca-Jepang dan situasi pasca perang saudara dengan Australia masa kini, yang dilontarkan PM Turnbull.

Walau Beijing telah mengeluarkan kritik terhadap sikap Australia di depan umum, para diplomat Australia di China juga menjadi semakin terbiasa mendapat pertanyaan dari rekan-rekan China mereka tentang mengapa Australia “melukai” hubungan kedua negara, dalam sejumlah pertemuan.

Sentimen anti-China di Australia

Berbeda dengan ulang tahun ke-40 hubungan diplomatik kedua negara lima tahun lalu, makan siang memperingati ulang tahun ke-45 di Beijing minggu ini tidak akan menghadirkan Menteri Australia manapun.

Ini mencerminkan status peringatan hari jadi yang kurang penting, namun China juga telah menandakan pihaknya tidak mengharapkan pengaturan ulang yang cepat.

Media China Daily yang berbahasa Inggris minggu ini menulis, “Sentimen anti-China di Australia” berarti “perayaan (hubungan kedua negara) harus ditunda”.

Meski demikian, makan siang memperingati hubungan kedua negara terus berlanjut.

Pakar kebijakan luar negeri China mengatakan, untuk memperbaiki hubungan diperlukan interaksi antara orang-ke-orang.

“Pertukaran pendapat yang nyata membantu kita menghilangkan berbagai ketidakpastian antara kedua negara.”

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.