ABC

Persediaan Bahan Pokok di Australia Masih Aman, Tapi Kenapa Habis di Supermarket?

Australia disebut memiliki kemampuan untuk memproduksi bahan makanan cukup untuk 76 juta orang.

Dengan penduduk Australia sekarang ini hanya 26 juta, produksi yang ada lebih dari cukup.

Namun dalam 10 hari terakhir, di tengah merebaknya wabah virus corona, warga Australia melakukan pembelian besar-besaran akibat rasa kekhawatiran jika bahan makanan akan hilang dari toko-toko.

Tindakan panik para warga tersebut dianggap sebagai “hal yang tidak pernah sebelumnya”.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison dengan tegas menyebutnya sebagai tindakan konyol dan meminta warga menghentikannya.

“Orang-orang bertindak seperti orang bodoh,” kata kepala negara bagian Australia Barat, Premier Mark McGowan.

A long line of shoppers queues outside a Woolworths store inside a shopping centre.
Ketakutan akan hilangnya barang-barang di supermarket menyebabkan antrian panjang di Perth.

ABC News: Emily Piesse

Di Australia Barat, termasuk di ibukotanya Perth, polisi telah dikerahkan untuk berjaga-jaga di seputar lokasi supermarket.

Di Australia Selatan, polisi juga sudah mulai mencurahkan perhatian ke pusat perbelanjaan.

“Kami dengan seksama memonitor perilaku dan aktivitas di sekitar pusat perbelanjaan. Kami sudah memasukkan ini sebagai bagian dari tugas polisi sehari-hari,” kata kepala polisi Australia Selatan, Commissioner Grant Stevens.

Berita mengenai perkelahian memperebutkan tisu toilet di supermarket di Australia menjadi viral ke seluruh dunia.

Asosiasi Pedagang Ritel Australia mengatakan sedikitnya ada dua insiden dimana pisau digunakan untuk mengancam yang lain.

Pihak berwenang di bidang pertanian dan juga industri ritel sudah berulang kali meyakinkan bahwa Australia tidak sedang kekurangan bahan makanan.

Namun masih banyak yang tetap bertanya mengapa di supermarket beberapa rak kosong.

Jawabannya adalah pada rasa takut berlebihan warga, masalah logistik, dan masalah pengiriman barang di Australia.

Penyebab memborong akibat panik

A message to customers at a Coles supermarket limiting purchases of some products.
Supermarket mulai memberlakukan pembatasan jumlah barang yang bisa dibeli.

ABC News: Emily Clark

Satu hal yang pasti menurut pakar di Australia, negara ini tidaklah kekurangan bahan makanan.

Australia sekarang ini memproduksi tiga kali lebih banyak dari kebutuhan warga dengan 60 persen diantaranya diekspor ke luar negeri.

Menurut pakar ekonomi dari Monash University, Dayna Simpson, salah satu yang menyebabkan pembelian panik bukanlah sekedar masalah ketakutan, namun ketidaktahuan.

“Saya kira banyak konsumen, mereka khawatir bahan-bahan tidak akan ada, dan mereka tidak betul-betul mengerti bagaimana sistem pengiriman barang,” kata Dayna.

Asosiasi Ritel Australia mengatakan pembelian panik lebih disebabkan karena persepsi, bukan karena realitas sebenarnya.

“Bila kita melihat ada barang di toko, dan konsumen masuk ke supermarket yang terlihat penuh, maka kecil kemungkinan akan terjadi pembelian panik,” kata Direktur Eksekutif asosiasi ritel, Russell Zimmerman.

“Mereka sekarang melihat di toko, ‘oh, pasti ada kekurangan barang’, bila semua orang berhenti panik membeli hari ini, toko-toko akan penuh dengan barangĀ  lagi.”

Zimmermann mengatakan beberapa warga sekarang mungkin memiliki persediaan makanan untuk sampai 6 -8 bulan ke depan, terutama untuk tisu toilet, persediaan yang terlalu banyak.

“Kebanyakan orang biasanya memiliki bahan makanan untuk dua minggu ke depan, tanpa mereka harus membeli lagi,” kata Zimmermann.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini.