Permukiman di Pinggiran Kota Australia Kurang Vegetasi
Pakar tata kota Dr Stephen Livesley mengatakan, banyak permukimam di pinggiran kota di Australia yang tidak memiliki vegetasi cukup, sehingga dikhawatirkan berpengaruh terhadap kesehatan warganya.
Ujicoba yang dilakukan Dr Stephen Livesley dan tim dari Universitas Melbourne mengingatkan permukiman di pinggiran kota besar di Australia yang tidak dilengkapi pepohonan beresiko mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Dr Livesley mengatakan perusahaan pengembang perumahan sekarang sering kali hanya berfokus pada upaya memaksimalkan jumlah blok perumahan pada lahan yang tersedia.
"Kita perlu mempertimbangkan ciri dari lansekap rumah tinggal yang kita ciptakan sekarang, dan bagaimana kondisi warga yang tinggal di kawasan itu dalam kurun waktu 40 tahun dari sekarang,” katanya.
Para peneliti menyatakan kawasan padat tanpa vegetasi yang cukup membuat suhu di kawasan itu menghangat akibat udara panas yang diserap oleh material bangunan. Kondisi ini jika dikaitkan dengan perubahan iklim dan serangan udara panas maka tidak heran akan memicu semakin banyak kematian mahluk hidup di kawasan tersebut.
"Pepohonan bisa mencegah meningkatnya paparan suhu tinggi. Dan permukiman warga yang terletak di pinggiran kota sayangnya kurang mendapat manfaat itu. Jadi sekarang ini ‘kawasan berhawa panas’ tidak hanya terjadi di pusat kota, tapi juga sudah menjalar ke pemukiman di pinggiran kota,” tambah Livesley.
Menurut Dr Livesley studi percontohan ini didasari pada anggapan kalau saat ini banyak daerah permukiman pinggiran kota memiliki jumlah pohon yang lebih sedikit ketimbang di kawasan lain. dan para peneliti hendak membuktikan kebenaran anggapan tersebut dan mengetahui dampak kesehatan yang terjadi.
"Pemandangan kurangnya tutupan pepohonan itu bisa kita saksikan jika mendatangi kawasan di luar pusat kota maupun daerah pinggiran – yang tidak selamanya merupakan kawasan yang baru, tapi juga kawasan yang sudah berdiri puluhan tahun," katanya.
Dr Livesley mengatakan akses terhadap alam itu sangat penting untuk kesejahteraan warga.
"Ini terkait dengan manfaat pepohonan bagi kesehatan mental warga dan kesadaran lingkungan mereka. Dan itu merupakan salah satu temuan yang mengkhawatirkan dari studi kecil yang kita lakukan di Melbourne,” tambahnya.
Meski demikian kesimpulan umum dari studi percontohan ini ditepis Badan Urusan Pepohonan Australia Selatan. Kelvin Trimper dari badan tersebut mengatakan kawasan pemukiman di pinggiran Kota Adelaide tidak semuanya kurang vegetasi seperti disebutkan dalam studi di Victoria.
Menurutnya, para pembeli di kawasan perumahan di pinggiran Kota Adelaide umumnya terlayani dengan baik meskipun ukuran blok rumah mereka lebih kecil dan pada umumnya para pengembang juga memiliki prioritas yang tinggi dalam menciptakan pemukiman pinggiran kota yang hijau.
"Menurut saya tutupan vegetasi dikawasan itu cukup, hanya saja memang butuh waktu lama untuk menumbuhkan pepohonan itu untuk rimbun dan memberikan manfaat teduh untuk warga,” katanya.
Trimper juga mengatakan saat ini sudah ada aturan mengenai perencanaan tata kota yang memastikan kawasan pinggiran kota memiliki taman yang layak, sumber daya air dan pepohonan jalan.
Trimper menunjuk masalah kemarau yang melanda kawasan itu sejak beberapa dekade lalu turut mempengaruhi keputusan pengembang untuk menanam pohon.
"Pohon butuh air, tapi musim kemarau membuat kita kekurangan air disisi lain,” katanya.
Namun menurutnya dewan kota di utara pinggiran Adelaide telah memberi solusi dengan memberikan akses pada air bekas pakai terutama untuk sumber cadangan air.