Perlu Kajian Kesejahteraan Penyintas Kanker yang Semakin Banyak di Australia
Diagnosa penyakit kanker sekarang ini diikuti dengan peluang mampu bertahan hidup selama 5 tahun mendatang hingga 67 persen.
Ini merupakan lompatan yang amat besar pada tingkat kemampuan bertahan hidup [pasien kanker] sejak 30 tahun yang lalu, dan ini umumnya didasarkan pada meningkatnya pengetahuan kedokteran dan obat-obatan yang lebih efektif.
Beberapa tahun lalu, tampaknya sangat kecil kemungkinan Karen Van Gorp dapat bertahan hidup hingga Hari Natal mendatang. Dia menderita kanker kulit melanoma yang sudah disingkirkan tetapi dokter menemukan beberapa tumor di paru-paru dan hatinya.
Pada Oktober 2013, dia cukup beruntung mendapat tempat dalam percobaan obat dan sekarang ia sudah terbebas dari kanker.
Terobosan baru dalam obat-obatan kanker berarti ada lebih banyak orang-orang yang berhasil sembuh dari penyakit ini, tapi apa yang terjadi dengan para penyintas kanker ini yang kerap diabaikan.
Untuk dapat mengisi kesenjangan yang ada dalam hal pengetahuan, sebuah kelompok yang berbasis di Adelaide melakukan penelitian mengenai kesejahteraan para penyintas kanker.
Diperkirakan 50 ribu orang di Australia Selatan saat ini telah didiagnosa mengidap kanker.
Para peneliti dari Pusat Penelitian Keperawatan Universitas Australia Selatan berusaha menjangkau sebanyak mungkin para penyintas kanker yang bisa mereka temukan dan inginkan.
“Anda selesai menjalani pengobatan dan tiba-tiba saja seperti melompat dari tebing..apa yang akan saya lakukan dengan hidup saya? Apakah kehidupan normal yang baru buat saya? Kata van Gorp.
Professor Marion Eckert mengatakan meski sudah banyak dilakukan kajian internasional mengenai tingkat kemampuan bertahan hidup, riset baru ini akan menjadi penelitian mengenai penyintas kanker yang pertama di Australia.
Sejumlah penyintas kanker harus menghadapi Gangguan Psikologis Pasca Trauma (PTSD) dan depresi begitu juga dengan kesakitan fisik kronis yang terus berlanjut dan disfungsi seksual.
Terkadang, penyintas tidak menyadari kalau masalah mereka berkaitan dengan diagnosa kanker sebelumnya, karena mereka tidak menjalani perawatan yang berkelanjutan.
‘Tsunami penyintas kanker’
Ini merupakan isu yang amat menarik minat Julie Marker. Setelah berhasil sembuh dari 3 kali diagnosa kanker, dia sekarang sedang memperjuangkan adanya dukungan yang lebih besar untuk para penyintas kanker.
Dia mengatakan masalah terbesar adalah hanya ada sedikit data mengenai apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh seorang penyintas kanker.
“Kami mengetahui mengenai diagnosa ini, kita tahu mengenai kematian, tapi kita tidak terlalu memahami bagaimana kualitas hidup bagi semua [penyintas kanker] dari kedua kemungkinan ini,” katanya.
“Ada begitu banyak para penyintas kanker. Para pakar penyakit kanker juga sangat terkagum-kagum karena mereka sangat sibuk mengobati pasien-pasien yang terdiagnosis kanker baru.
Hasil dari kajian ini diharapkan akan dapat dihasilkan dalam beberapa tahun mendatang.
Diterbitkan pada pukul 17:00 WIB, 5/2/2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.