ABC

Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Indonesia dan Australia Akan Lebih ‘Ambisius’

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles tiba di Jakarta Senin kemarin, untuk memperdalam hubungan keamanan di tengah aktivitas China di kawasan Indo-Pasifik.

Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, mengatakan ia dan Richard membahas cara untuk memfasilitasi kerja sama militer kedua negara.

"

"Kerja sama antara Indonesia dan Australia dapat memberikan kontribusi penting bagi perdamaian dan stabilitas kawasan," kata Prabowo. 

"

Ia menambahkan kedua negara sepakat untuk lebih memperkuat hubungan keamanan, termasuk pelatihan militer bersama di Australia dan pendidikan taruna Indonesia di akademi Australia.

Pertukaran militer antara kedua tetangga ini yang sebelumnya sudah dilakukan adalah pelatihan kontraterorisme dan perlindungan perbatasan.

Sebelum ke Jakarta, Menhan Richard baru saja menghadiri forum keamanan Dialog Shangri-La tahunan di Singapura.

Dalam forum tersebut ia menggambarkan komunikasi Australia tentang program kapal selam bertenaga nuklirnya sebagai model "transparansi militer", dan mengatakan China perlu menawarkan "penjelasan strategis" tentang ekspansi militernya.

'Kesepakatan yang besar, tingkat kerja sama yang tinggi'

Kepada wartawan, Menhan Richard mengatakan penting bagi militer Indonesia dan Australia untuk saling memahami dengan baik, serta berupaya bersama-sama dalam mengembangkan kekuatan pertahanan yang berkontribusi pada keamanan di kawasan Indo-Pasifik.

"Dan itu dilakukan melalui kerja sama dan aktivitas yang jauh lebih dalam dengan kita tetangga di kawasan ini, dan yang jelas, Indonesia sangat sentral untuk itu."

Ia mengatakan sejumlah negosiasi terus berjalan dan kedua negara juga sedang dalam tahap menyusun draf perjanjian kesepakatan kerja sama pertahanan.

"Pada bulan Februari, para pejabat kami telah bertemu untuk mulai mengerjakan draf perjanjian … kami ingin ini menjadi kesepakatan yang besar, dengan tingkat kerja sama yang tinggi."

Menhan Richard mengatakan jika perjanjian kerja sama pertahanan di antara Indonesia dan Australia nantinya bersifat "komprehensif dan akan lebih ambisius".

Ketika diminta wartawan untuk lebih menjelaskan  mengelaborasi apa maksud "ambisius", Menhan Richard menyebut ia ingin melihat adanya "peluang yang lebih besar" bagi pasukan pertahanan kedua negara untuk bekerja bersama-sama dalam menggelar latihan bersama dengan menggunakan fasilitas yang dimiliki satu sama lain.

"Ada berbagai bidang yang kami khususkan di luar itu, yang sedang kami kerjakan, misalnya kedokteran militer, dan bahkan secara khusus, seperti cara-cara di mana kita bisa menangani masalah malaria, yang merupakan masalah yang dihadapi kekuatan pertahanan kita."

Tahun lalu, Australia, bersama dengan Jepang dan Singapura, untuk pertama kalinya bergabung dalam pertemuan tahunan Indonesia-Amerika Serikat dan latihan tempur gabungan yang disebut Super Garuda Shield, menjadikannya yang terbesar sejak latihan dimulai pada 2009.

Latihan yang diperluas ini dilihat oleh China sebagai ancaman.

Media pemerintah China menuduh Amerika Serikat membangun aliansi Indo-Pasifik yang serupa dengan NATO, untuk membatasi pengaruh militer dan diplomatik China yang berkembang di kawasan tersebut.

Kesepakatan kapal selam dengan Jerman

Selain bertemu dengan Menteri Pertahanan Australia, pada hari yang sama Menhan Prabowo juga menerima Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius.

"Kami berbicara tentang kemungkinan untuk memiliki kesepakatan tentang kapal selam. Kami berbicara tentang dua kapal penyapu ranjau yang sudah dalam perjalanan ke Indonesia, "kata Menhan Boris.

Jerman dan Indonesia merencanakan latihan militer bersama dengan mitra regional lainnya, namun tidak ada rincian yang diungkapkan.

Kedua menteri juga menghadiri Dialog Shangri-La di Singapura akhir pekan lalu,di mana Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, mengkritik "intimidasi atau pemaksaan" China di kawasan Indo-Pasifik, termasuk ketegangan atas Taiwan dan Laut China Selatan.

"Dan kami siap memperkuat keterlibatan kami di tahun-tahun mendatang," kata Menhan Boris.

Dalam forum tersebut Prabowo mengatakan situasi keamanan di Indo-Pasifik, khususnya di Asia Timur, didominasi oleh ketegangan akibat kebangkitan China sebagai kekuatan besar di dunia yang selama ini dipimpin Amerika Serikat.

"

"Sejarah mengajarkan kita, ketika kekuatan besar yang bangkit bertemu dengan kekuatan global yang unggul, ketegangan memang muncul, dan catatan sejarah menunjukkan banyak dari konflik ini menghasilkan konflik terbuka, konflik kinetik. Namun, persaingan ini, menurut beberapa orang, telah berubah menjadi Perang Dingin baru. Itu disebut Perang Dingin Kedua," kata Prabowo.

"

Menteri Pertahanan China, Jenderal Li Shangfu, mengatakan bahwa Amerika Serikat telah "menipu dan mengeksploitasi" negara-negara Asia-Pasifik demi kepentingannya sendiri untuk mempertahankan "posisi dominannya."


Laporan tambahan Bill Birtles di Jakarta