ABC

Perilaku Pelecehan Seksual di Kampus Australia

sukaKetua Komnas HAM Australia mengatakan hasil awal survei mengenai pelecehan seksual dan dan pelanggaran lain di kampus universitas di Australia menunjukkan tidak adanya perubahan perilaku selama puluhan tahun terakhir.

Komnas HAM Australoia melakukan survei mengenai pengalaman dari lebih 40 ribu mahasiswa di seluruh Australia.

Professor Triggs mengatakan walau mereka baru mendapatkan 400 masukan sukarela sejauh ini, namun perubahan perilaku mengenai pelecehan seksual tidak berubah sejak tahun 1960-an.

“Saya bisa berbicara mengenai apa yang terjadi ketika saya menjadi mahasiswa di Melbourne di tahun 1960-an namun kita masih membicarakannya di dua puluh tahun kedua di abad ke-21.” katanya.

“Tidak banyak yang berubah. Pada dasarnya semuanya masih sama, hanya mekanismenya yang sedikit berbeda.”

“Kita misalnya melihat banyaknya penggunaan internet.”

"Tetapi banyak cerita yang kami terima sekarang berbicara mengenai seorang mahasiswa yang diantar oleh mahasiswa ke tempat pemberhentian bus namun kemudian ditarik ke semak-semak dan diperkosa. "

Professor Triggs mengatakan diperlukannya peraturan lebih ketat untuk mengurangi tingkat pelecehan seksual di berbagai kampus.

“Salah satu hal yang ingin kita lakukan dari survei ini adalah beranjak dari sekedar cerita atau kasus.. menjadi mendapatkan data secara nasional yang bisa dipertanggungjawabkan dalam usaha melakukan perubahan kebijakan.” katanya lagi.

Sistem laporan yang lebih baik diperlukan

Masalah utama, yang disebut oleh Professor Triggs sekarang ini sudah jelas adalah bahwa korban tidak selalu merasa aman, dan mendapat dukungan untuk melaporkan apa yang terjadi.

“Hampir semua yang sudah menjawab survei memulai dengan mengatakan bahwa saya tidak melaporkan hal ini, dan kemudian melanjutkan dengan menceritakan apa yang terjadi.” katanya.

"Masalah utama adalah bahwa wanita para korban pelecehan sangat sangat enggan melaporkan masalah ini dan ada banyak alasan mengapa mereka enggan."

Professor Triggs memperkirakan bahwa rekomendasi setelah adanya laporan yang dibuat setelah survei selesai akan berbentuk perlu adanya konseling dan layanan dukungan guna memberikan para mahasiswi kepercayaan untuk mau melapor.

Dia mengatakan bahwa sistem laporan yang lebih baik perlu ada, karena jelas sekali sekarang ini hal tersebut tidak ada.

Professor Triggs juga mengatakan sementara perubahan kebijakan perlu dilakukan, demikian juga perubahan perilaku mengenai pelecehan seksual dan pelecehan lainnya.

“Secara pribadi saya bisa mengatakan secara kasustik kita berubah, kita semakin canggih, kita memahami akar permasalahnnya sekarang.” tambahnya.

“Tetapi yang kita inginkan dari proyek ini – dimana kita melakukan survei secara benar dan menerima laporan sukarela – adalah memahami lebih baik mengenai apa yang perlu diubah secara budaya.”

Diterjemahkan pukul 14:24 AEST 20/9/2016 oleh Sastra Wijaya.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini