ABC

Penulis Ini Lakukan Terapi Berkuda untuk Obati Anaknya yang Autis

Penulis Rupert Isaacson telah memelopori metode ‘Horse Boy’, atau terapi alternatif bagi anak-anak autis yang melibatkan mereka berinteraksi dengan kuda. Meski demikian, ilmuwan dan para aktivis autism mengatakan, metode ini tak ilmiah, belum terbukti dan memberi harapan palsu.

Rupert Isaacson percaya diri tentang kekuatan psikologis dari kuda, dan bagaimana kekuatan itu mungkin bisa digunakan untuk menolong mereka yang menyandang autisme.

Ia percaya diri karena anak laki-lakinya, Rowan, juga hidup dengan autisme, dan setelah mencoba berbagai macam terapi untuk berkomunikasi dengan putranya itu, Rupert menyadari adanya interaksi khusus antara Rowan dan seekor kuda bernama Betsy.

“Kami telah mencoba segalanya. Ia tak tak berbicara kepada kami. Suatu hari, ia lari dari saya dan langsung menuju seekor kuda bernama Betsy. Saat saya menaikkan Rowan ke atas Betsy, ia mulai berbicara. Dan sebuah ide langsung terlintas di kepala saya, adakah tempat di dunia ini yang mengkombinasikan terapi dengan kuda? Mongolia,” tuturnya.

Rupert Isaacson, penemu metode ‘Horse Boy’, dan anak autisnya, Rowan.

Nicole Rogerson, Direktur Utama organisasi nirlaba ‘Austism Awareness Australia’, juga memiliki seorang anak autis bernama Jack yang kini berusia 18 tahun. Ia ingat ketika mengetahui kabar menyedihkan tentang diagnosa atas putranya saat Jack berumur 3,5 tahun.

“Rasanya sangat marah menyadari bahwa anak anda tak berkembang secara normal. Anda langsung terjun mengurusnya, dan ini sebuah pekerjaan untuk mengatur sistem sekolahnya selama 12 tahun ke depan. Saat ini saya, dengan kondisi anak saya yang autis, meninggalkan sistem sekolah biasa dan bertransisi ke pekerjaan. Jadi ada banyak tahapan berbeda yang dilalui keluarga,” ungkapnya.

Seorang anak dengan autism membutuhkan banyak ‘manajemen’ namun ini bergantung pada tingkat intervensi awal yang dilalui anak tersebut. Mereka yang tak memiliki cukup intervensi bisa membutuhkan perawatan dan perhatian yang besar. Meski kini anak-anak bisa didiagnosa pada usia 18 bulan, tanda-tanda awal tak begitu jelas. Rupert dan istrinya awalnya bingung atas perilaku putra mereka.

“Kami tahu ada yang salah dan sebelumnya kami tak tahu itu autisme. Kami punya daftar semua tanda peringatan awal dan sadar bahwa ia memiliki semuanya. Yang utama adalah tak terarah, tak ada perspektif, dan kemudian tantrum parah yang kemudian kami sadari hal itu terjadi karena beberapa alasan yang berhubungan dengan syaraf. Tapi saat itu, semua gejala terlihat seperti berondongan meriam saja, lalu kami sadar, okey, ya, dia mengalami autism,” cerita Rupert.

Dibesarkan di Inggris oleh orang tua yang berasal dari Afrika Selatan dan Zimbabwe, Rupert menghabiskan banyak waktu hidupnya di Afrika. Lewat kontaknya dengan sejumlah kelompok seperti ‘Kalahari Bushmen’, ia mendapat informasi tentang tabib tradisional dan paranormal, yang menawarkan untuk menolong Rowan.

Rupert akhirnya menempuh pendekatan paranormal di seluruh dunia, pergi menuju Mongolia dan akhirnya terdampar di selatan Siberia.

Walau Rupert tahu bahwa banyak orang skeptis akan cara yang ia tempuh, ia tetap menekankan bahwa etika utamanya adalah mengikuti sang anak.

“Ketika anda menunggang kuda dengan anak autis di depan anda-inilah yang kami lakukan di ‘Horse Boy’-anda bisa menciptakan gerakan tari yang berirama. Alasan mengapa hal ini terasa menyenangkan adalah cara ini memenuhi tubuh anda dengan hormon relaksasi bernama oksitoksin, dan sang anak yang terlilit kecemasan, dengan ketidaknyamanan sensori, mendapat suntikan hormon penuh berkah ini,” jelasnya.

Ia menerangkan, “Salah satu kesulitan besar yang dihadapi adalah hubungan mereka dengan dunia luar. Apa yang bisa dilakukan kuda, dan tak bisa dilakukan hewan lain, adalah ia membawa kita ke dunia luar…jadi ini sangat menyenangkan, menakjubkan, asyik, dan anda ada di luar. Bukannya orang harus keluar rumah dan membeli kuda atau menemui paranormal, tapi anda harus mengikuti anak anda, anda harus keluar dna melakukan aktivitas di alam.”

Sementara itu, Nicole sangat tidak setuju dengan Rupert dan metode ‘Horse Boy’-nya, yang tidak didukung oleh studi ilmiah. Ia mengatakan, tugasnya adalah untuk melindungi para orang tua yang rapuh.

“Ketika anda tak tahu harus berbuat apa terhadap anak anda dan tak tahu harus bagaimana, anda akan melakukan apapun. Kami harus mengarahkan para orang tua menuju praktek terapi autisme yang terbukti secara ilmiah, yang tak semuanya tersedia di Australia,” kemukanya.

Ia mengungkapkan, “Saya tahu betapa pentingnya membuat anak-anak autis tetap aktif. Jadi pada titik tertentu, jika ia menghabiskan banyak waktu dengan anaknya, sekalipun di atas kuda, putranya setidaknya akan merasa terlibat dan berinteraksi, dan bagian itu manfaatnya.”

Nicole tak sependapat dengan ide Rupert bahwa para orang tua harus mengikuti kemana anak mereka melangkah. Ia percaya bahwa anak berusia 2 atau 3 tahun tak memiliki kemampuan untuk memutuskan masa depan atau terapi mereka sendiri. Tugas orang tua-lah untuk mengarahkan mereka menjadi mandiri dan mengurangi aspek drastic dari diagnosa itu.

Rupert menyadari bahwa awalnya tak ada ilmu umum yang mendukung pendekatannya. Ia berpikir bahwa kita bisa mendapatkan ilmuwan generasi baru yang mau mencoba metode alternatif.

Universitas Texas telah mempelajari metode ‘Horse Boy’-nya dan Universitas Belmont di Nashville tengah melihat terapi itu sebagai bagian dari program doktoral untuk terapi okupasional.

“Orang-orang yang harus kita dengarkan adalah mereka penyandang autism. Sebagian besar orang autis dewasa akan menunjukkan bahwa masalah sensori itu memang ada, akan menunjukkan bahwa anak-anak butuh bergerak, bahwa tantrum datang dari serangan syaraf, bahwa mereka seringkali merasa terpelosok ke luar angkasa saat masih muda. Kita butuh bicara dengan orang-orang seperti ini,” jelas Rupert.

Nicole melakukan pendekatan yang lebih ilmiah terhadap anaknya: analisa periaku selama 10 tahun. Ini sangat mahal meski Pemerintah Australia memiliki panduan prakteknya, dan sayangnya pendanaan mereka tak menutup seluruh biaya perawatan. Ia mengatakan, intervensi awal yang berkualitas baik adalah kuncinya. Pengobatan autisme adalah pasar yang tak beregulasi di mana para pembeli harus waspada.

Rowan Isaacson kini dalam kondisi yang sangat baik. Ia mulai membuat serial TV yang berbasis di internet, yang ia tulis dan penuhi dengan karakter binatang.

Ayahnya ingin melihat integrasi orang-orang autis ke masyarakat yang lebih luas, sehingga kemampuan mereka diakui dan digunakan.

Sementara itu, Jack Rogerson baru saja lulus SMA dan akan mulai bekerja. Nicole berpikir bahwa ia adalah anak terbaik di Bumi ini. Keyakinan pastinya adalah, jika kita tak mengintervensi anak autis sejak dini, maka kita tak akan memberi manfaat kepada mereka. Itulah sesuatu yang, mungkin, Nicole dan Rupert sepakati bersama.