ABC

Penjaga Bar Usia 93 Tahun Akhirnya Putuskan Pensiun

Mary Crawley (93 tahun) telah menjalani berbagai pengalaman selama 40 tahun mengelola bar di sebuah hotel di Barringun, kota pedalaman New South Wales, Australia. Mulai dari melayani Uskup Katolik, pembaptisan, hingga pemenang Academy Award.

Selama waktu tersebut Crawley tidak pernah harus “kasar” kepada siapa pun di saat menjaga ketertiban di Hotel Tattersalls ini.

Dia kini memutuskan sudah waktunya berhenti dan siap menjual pub keluarga yang berada di jalan Mitchell Highway, sekitar satu kilometer di selatan perbatasan Queensland dan New South Wales.

Hal ini sebagian disebabkan karena Crawley menderita akibat jatuh sekitar 12 bulan lalu, menyebabkan kemampuannya bekerja di balik bar menjadi terbatas.

Pada tahun 1977, dia dan almarhum suaminya memutuskan mengubah jalan hidup mereka dan pindah dari Kota Bourke setelah membeli hotel di Barringun.

“Kami belum pernah masuk di pub sebelumnya. Ternyata tempat yang bagus dikunjungi,” jelas Crawley.

Pada saat itu tempat ini merupakan “pub supir truk” karena mereka biasanya berhenti menghabiskan malam di truk mereka menunggu sarapan di hotel itu.

“Jika mereka menyukai kita, mereka akan berusaha tiba pada malam hari. Mereka telah menjadi teman sejati. Mereka sangat baik,” kata Crawley.

“Pengemudi truk kini tak lagi diizinkan berhenti. Saya tidak mengenal supir truk sekarang. Saya kenal semua pengemudi pada masa itu,” ujarnya.

Pub ini dibangun sekitar tahun 1887. Sejak saat itu, hotel ini hanya berpindah ke lima pemilik.

Ada satu keluarga yang memilikinya selama 60 tahun. Dan keluarga Crawley selama 40 tahun terakhir.

Pada satu saat pernah ada tiga pub di sana, sampai dua pub lainnya terbakar.

Selain Tattersalls sekarang hanya ada tempat berkemah bagi mereka yang berhenti dalam perjalanan melalui pedalaman New South Wales.

Hotel lebih berupa hotel keluarga dengan aturan ketat yang melarang bicara kotor.

"Saya belum pernah menghadapi orang yang tidak baik. Mungkin karena saya bersahabat dengan mereka – dari semua lapisan masyarakat," kata Crawley.

“Kami dulu memiliki pencukur bulu domba. Sekarang tidak ada lagi,” ujarnya.

Meski mengakui menikmati minuman anggur, namun minuman pokok pub Australia yaitu bir, belum pernah dicobanya.

Dia menyukai pacuan kuda dan ruang lounge, tak jauh dari bar, yang penuh dengan buku, banyak di antaranya buku mengenai olahraga para raja.

Juga tidak aneh jika menemukan Crawley menonton balapan di televisi dengan formulir panduan di tangannya.

Remote outback NSW pub being sold by 93 year-old publican
Hotel yang dibangun tahun 1884 Barringun's Tattersalls Hotel kini dijual.

(Foto: ABC/Michael Cavanagh)

Russell Crowe datang bermalam

Selain supir truk, aktor Russell Crowe juga pernah menginap di pub tersebut.

“Pernah ada sejumlah pria yang datang dengan sepeda motor. Mereka menyukai pub ini, mereka memesan teh dan menginap. Mereka tidur di beranda,” katanya.

“Ada yang bilang salah satunya adalah Russell Crowe,” ujar Crawley.

"Saya belum pernah mendengar tentang Russell Crowe. Tentu saja beda kalau dia itu pacuan kuda," tuturnya.

Sekarang ada foto anak perempuan bungsu Crawley, Gerry Collins, dibonceng motor oleh sang aktor.

Gerry adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara. Dan dia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di sana sebelum pergi karena sekolah.

Dia sekarang tinggal tidak jauh di Bourke.

“Itu rumah yang luar biasa,” katanya.

“Saya berumur delapan tahun saat kami datang ke sini. Sebagai anak kecil saya tiba-tiba memiliki semua tempat ini dan kuda,” katanya.

“Saya sangat bebas berkeliaran dan melakukan apapun yang saya inginkan,” tambah Gerry.

Dalam suatu waktu dia menjalani sekolah rumahan.

“Saya dilarang masuk ke bar saat berusia sekitar sepuluh,” katanya.

“Saya kira lebih mudah masuk ke sana dan meminta jawaban untuk PR saya daripada menjawab sendiri!” tuturnya.

Akhirnya, seperti enam saudaranya, Gerry meninggalkan tempat itu dan masuk sekolah asrama.

Lebih dari sekadar pub

Hal ini tidak mengherankan, karena terlepas kegemarannya pada pacuan kuda, Crawley adalah penganut Katolik yang taat.

Hal itu terlihat di pub tersebut, yang bukan hanya menjadi tempat pertemuan bagi warga setempat dan wisatawan, tapi menjadi tempat peribadatan.

“Kami merayakan banyak misa di sini di ruang makan. Kami juga dikunjungi beberapa uskup,” kata Collins tersenyum.

“Beberapa anak Patrick (salah satu anak Crawley) dibaptis di sini dan kemudian dikukuhkan di sini,” katanya.

Meskipun dia tidak ke gereja di Bourke belakangan ini, namun hal itu tidak menghentikan Crawley untuk menjalankan keimanannya.

Para pastor di Kota Bourke tetap menjalin kontak dengan Crawley.

Setiap hari Minggu dia bangun sebelum pukul 6:00 pagi untuk menonton misa di televisi.

“Jadi dia memiliki persekutuan. Dia tetap mendapatkan pasokan roti yang dikuduskan,” kata Collins mengenai ibunya.

“Kalau tidak ada, akan muncul masalah, mungkin sampai ke Roma!” tambahnya.

Crawley sendiri tidak kecewa anak-anaknya tidak ada yang mau meneruskan pub itu.

Meskipun “sedih” untuk menjual hotel, namun Collins percaya memang sudah waktunya.

“Sudah saatnya orang lain memilikinya, datang dan menyukainya, memeliharanya dan menjadi menerus bagi segala hal dan kebiasaan yang pernah kami miliki,” katanya.

Bagi Mary Crawley, ketika minuman terakhir telah disajikan, dia pun akan membagi waktunya bersama keluarga di Forbes dan Bourke.

Diterbitkan Kamis 7 September 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia di sini.