ABC

Pengusaha Indonesia Ingin Perluas Pasokan dari Australia

Beberapa pengusaha Indonesia sedang berusaha memperluas jaringan pasokan dari Australia di bisnis yang mereka jalani lewat kehadiran mereka di Pekan Dagang Minuman dan Makanan negara bagian Victoria di Melbourne.

Sekitar 250 delegasi dari berbagai negara diantaranya dari Indonesia, China, Jepang, dan negara-negara lain diundang oleh pemerintah negara bagian Victoria untuk mengunjungi berbagai kawasan guna meningkatkan pengetahuan mereka mengenai sumber pasokan mereka selama ini.

Salah seorang dari Indonesia adalah Dhimas Brahmantya, dari PT Widodo Makmur Perkasa yang bergerak di bidang ternak sapi.

"Kami mengimpor sekitar 170 ribu ekor sapi setiap tahunnya dari Australia." kata Dhimas dalam percakapannya dengan wartawan ABC. L. Sastra Wijaya hari Jumat (30/10/2015) malam di sela-sela jamuan penutup Pekan Dagang tersebut di North Melbourne Meat Market.

Dhimas yang pernah menghabiskan waktu selama 14 tahun tinggal dan belajar di Melbourne tersebut mengatakan perusahaannya menggunakan kesempatan kali ini untuk melihat kemungkinan memperbesar pasokan daging sapi beku dari Australia.

"Saat ini, porsi antara sapi hidup dengan daging sapi beku adalah 70-30. Ya kita sebagai bisnis bermain di situ, kalau harga sapi mahal, kita akan bermain di daging beku. Jadi tidak tergantung pada satu jenis saja." kata Dhimas.

Ekspor daging sapi beku dari Australia ke Indonesia menjadi incaran salah satu pengusaha dari Indonesia.
Ekspor daging sapi beku dari Australia ke Indonesia menjadi incaran salah satu pengusaha dari Indonesia.

 

Hal senada dikatakan oleh seorang pengusaha asal Turkey, Mustafa Mesin yang memiliki pabrik penggilingan gandum di Tangerang. Mustafa dan istrinya Amine Mesin memiliki pabrik penggilingan PT Mustafamesindo yang memiliki kapasitas 30 ribu ton gandum setiap bulannya.

Mustafa sudah mempunya bisnis tersebut selama lima tahun terakhir. "Sebelumnya saya datang ke Indonesia untuk memasang mesin-mesin penggiling gandum untuk dijadikan terigu. Kemudian saya memutuskan untuk melakukan bisnis sendiri karena saya melihat kebutuhan warga Indonesia akan tepung semakin tinggi." kata Mustafa.

Pasokan gandum dari Indonesia didatangkan sepenuhnya dari Australia. "Jadi undangan dari pemerintah Victoria ini menjadi kesempatan bagi saya untuk mencari pasokan baru untuk memperbesar kapasitas kami di Indonesia." kata Mustafa lagi.

Menurut Mustafa, kebutuhan terigu terus naik dari tahun ke tahun. "Orang Indonesia sekarang kalau sudah punya uang tidak mau makan nasi, mereka akan cari makanan lain, mie atau roti." kata Mustafa dalam bahasa Indonesia yang fasih.

Sejauh ini dalam kunjungan ke Australia, Mustafa sudah menemukan mitra-mitra baru dan mengatakan sebenarnya dia ingin memperluas usahanya ke daerah lain seperti Batam, Palembang atau Lombok.

"Namun masalahnya di daerah-daerah itu belum ada pelabuhan internasional, jadi tidak ada bea cukai yang mengurus barang ekspor. Kalau harus masuk dari Jakarta, dan dikirim ke daerah akan terlalu mahal." katanya lagi.

iMustafa Mesin dan istrinya Amine di Melbourne . (Foto: Dian Fatwa)
iMustafa Mesin dan istrinya Amine di Melbourne . (Foto: Dian Fatwa)

 

Bila Mustafa Mesin kesulitan untuk memperluas usahanya di Indonesia, Hendry Sim dari PT Laris Manis Utama, yang bergerak di bidang eksportir buah-buahan segar dari Australia yang juga ingin mencari pasokan lainnya, kesulitan menemukan pemasok besar baru dalam kerangka kunjungannya ke Australia kali ini.

PT Laris Manis Utama adalah salah satu dari lima pengekspor besar buah-buahan segar dari Australia.

"Kita hanya bertemu dengan para petani dalam skala kecil, yang belum memiliki pengalaman untuk mengeskpor. Padahal sebenarnya kita ingin mendapatkan para pengekspor gede. Tetapi ya kita ke sini sambil lihat-lihat peluang bisnis yang ada." kata Hendry Sim.

PT Laris Manis mengekspor buah seperti jeruk, anggur dan apel dari Australia.

Pekan Dagang Makanan dan Minuman Victoria ini diselenggarakan secara teratur oleh pemerintah negara bagian untuk memperluas pasar Australia di luar negeri.