ABC

Pengungsi Suriah Ini Akhirnya Bertemu Kembali dengan Keluarganya di Jerman

Delapan minggu lalu, tim jurnalis ABC di Timur Tengah menemukan pengungsi Suriah berusia 62 tahun, Nazieh Husein, menangis di pantai di Pulau Lesvos, Yunani.

Ia terpisah dari keluarganya di sebuah pantai di Turki setelah penyelundup manusia mengatakan kepada mereka untuk bersembunyi dari polisi.

Nazieh tiba sendirian di pulau itu dengan tanpa telepon, tak ada uang dan tak ada nomor kontak orang yang ia kenal.

"Istri dan anak-anak saya sampai di pantai kemarin dan saya terpisah dari mereka, tapi saya di sini sekarang. Saya ingin melihat mereka lagi. Ini satu-satunya keinginan saya dalam hidup,” kata Nazieh sambil menangis.

Nazieh Hussein dari Suriah bertemu kembali dengan keluarganya. (Foto: Sophie McNeill)
Nazieh Hussein dari Suriah bertemu kembali dengan keluarganya. (Foto: Sophie McNeill)

Tim ABC kemudian membantu Nazieh mencari keluarganya di seluruh pulau tetapi tak berhasil. Ia kemudian diantar ke sebuah kamp pengungsi di Athena.

Nazieh naik feri ke daratan dan berpisah dengan tim jurnalis. Ia bertekad untuk menemukan keluarganya dan para jurnalis tersebut berjanji untuk membantu.

Produser ABC di Timur Tengah, Fouad Abu Gosh, mulai menjelajahi Facebook, mencari profil yang bisa jadi merupakan anak Nazieh.

Akhirnya, Fouad menemukan orang yang tepat dan berkat saluran telepon ke Suriah, datang sebuah kabar.

Putri sulung Nazieh, Reem, tidak ikut menyeberang. Ia dan tiga anaknya tertinggal di Suriah, tapi ia telah berhubungan dengan ibunya, serta adik-adiknya, salah satunya Abdul Rahman.

"Ponsel mereka tidak aktif. Terakhir kali saya berbicara dengan mereka, mereka berada di Serbia dan mereka mencoba untuk menyeberangi perbatasan dan telepon itu mati. Dan saya tak tahu di mana mereka sekarang?,” ujar Reem melalui sambungan telepon dari Suriah.

Reem kemudian memberi tim ABC nomor adiknya dan sang adik-pun berusaha dihubungi.

Dalam beberapa bulan terakhir, diperkirakan ratusan ribu orang berusaha keluar dari Timur Tengah ke seluruh dataran Eropa mencoba untuk masuk ke negara-negara yang menawarkan suaka seperti Jerman.

Ratusan keluarga terpisah

Palang Merah Internasional mengatakan, ratusan keluarga telah terpisah satu sama lain sepanjang perjalanan itu.

Tapi di tengah-tengah kekacauan, tim ABC berhasil menemukan keluarga Nazieh di Heidelberg, Jerman.

Keluarganya khawatir akan nasib Nazieh dan berpikir bahwa ia sudah meninggal. Istri Nazieh-Basiyeh, putranya-Abdul Rahman dan putrinya-Mariam, menangis ketika mereka menceritakan kisah bagaimana mereka terpisah dari Nazieh.

"Saya bersumpah demi Tuhan, saya tak bisa tidur di malam hari, saya berdoa untuknya sepanjang waktu," tutur Basiyeh sambil terisak.

Setelah mereka kehilangan Nazieh di pantai Turki, mereka menunggu di tempat yang sama di mana ia hilang dan memasang poster dengan fotonya keliling kota. "Kami tidur di jalanan menunggunya," kenang Basiyeh.

Setelah dua hari dan tak ada kabar, mereka mulai curiga ia telah masuk ke perahu yang menuju Yunani, sehingga mereka-pun kemudian berangkat menuju Eropa seraya berdoa mereka akan menemukan sang ayah di tengah perjalanan.

"Ketika saya berada di perahu, saya begitu marah pergi tanpa suami saya," ungkap Nazieh sambil menangis.

Tapi para penyelundup manusia mengirim mereka ke Pulau Kos, Yunani, pada saat yang sama ketika Nazieh mencari mereka di dekat Pulau Lesvos.

Mereka tak percaya apa yang terjadi padanya dan bahwa ia duduk menunggu mereka di Yunani.

Palang Merah Internasional mengatakan kepada Nazieh untuk tetap tinggal di Yunani dan mereka akan mencoba dan kembali mempersatukan keluarganya secepat mereka bisa. Tapi setelah Nazieh mengetahui keluarganya masih hidup dan di mana keberadaan mereka, tak ada yang bisa menghentikannya.

Dalam dingin dan hujan, Nazieh naik bus, kereta api, menyelinap di perbatasan dan berjalan selama berjam-jam untuk sampai ke Jerman, sampai ia akhirnya tiba di kamp pengungsi, tempat di mana keluarganya tinggal di dekat Heidelberg.