Pengidap Epilepsi di Australia Barat Dirawat dengan Ganja
Hasil sebuah riset menunjukkan jumlah anak penderita epilepsi di Australia Barat yang dirawat dengan ganja terus mengalami peningkatan.
Fakta ini terungkap di saat pemimpin Partai Buruh di Australia Barat, Mark McGowan, mengusulkan legalisasi ganja untuk kebutuhan medis.
Namun, pemerintah negara bagian tersebut telah menolak usulan itu dengan alasan penggunaan ganja sebagai obat masih dalam tahap percobaan.
"Bukti sementara dari para orang tua menunjukkan bahwa obat jenis itu membantu anak mereka," perwakilan dari asosiasi epilepsi lokal Suresh Rajan mengatakan.
"Beberapa bulan belakangan, kita melihat peningkatan yang lumayan pada jumlah orang tua yang melaporkan kepada kita bahwa mereka memberikan ganja kepada anak mereka dan tampaknya cara tersebut berhasil," jelasnya.
Rajan, yang juga mengusulkan dilakukannya percobaan klinis terhadap penggunaan ganja untuk kebutuhan medis, mengatakan bahwa pada beberapa kasus bahkan ada penderita epilepsi yang mengalami kemajuan.
Mereka yang tadinya mengalami serangan epilepsi ratusan kali dalam sehari, setelah mengonsumsi ganja mengalami penurunan, hanya mengalami beberapa serangan dalam seminggu.
"Berkurangnya jumlah serangan, membaiknya pola tidur dan hal-hal lainnya yang membuat seorang pengidap epilepsi menjadi semakin tenang," ujarnya.
Akibat temuan ini, banyak orang tua mencoba mencari informasi online tentang penggunaan ganja untuk penyembuhan epilepsi.
"Orang-orang kemudian menghubungi pemasok ganja di Sydney," tambah Rajan.
"Ini tidak hanya terjadi pada kasus epilepsi. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa ganja tidak hanya bisa digunakan untuk pasien epilepsi," katanya.
Namun, dia juga mengingatkan agar orang-orang berhati-hati dalam penggunaan ganja untuk kebutuhan medis karena tidak semuanya berhasil.
Pemimpin Dewan Kanker Australia Barat Susan Rooney berkata bahwa organisasinya akan mendukung usualan penggunaan ganja untuk kebutuhan medis, dengan catatan penggunaannya tetap harus dikontrol.
"Pengobatan dengan ganja telah terbukti mengurangi rasa mual," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa organisasinya juga menerima laporan tentang meningkatnya jumlah penderita kanker yang menggunakan ganja di Australia Barat, meski jumlahnya tidak banyak.
Mantan Ketua Asosiasi Kesehatan Australia Richard Choong berkata bahwa dorongan untuk melegalisasi mariyuana terjadi di seluruh dunia.
Namun dia mengingatkan akan pentingnya dilakukan percobaan sebelum pemerintah mengambil keputusan.
"Kami tidak yakin bahwa ganja adalah pilihan yang aman," ujarnya.
Beberapa negara bagian di Amerika telah menjual ganja untuk kebutuhan medis.
Negara Bagian Tasmania sendiri saat ini sedang mempertimbangkan keputusan untuk melegalisasi penggunaan ganja untuk alasan kesehattan.
Dr Choong yakin bahwa penggunaan ganja berbahaya, karena bisa menimbulkan efek samping.
Jika memang nantinya Australia memutuskan untuk melegalkan penggunaan ganja, dia menyarankan agar pengawasan ketat dilakukan agar tidak ada penyalahgunaan.
Menteri Kesehatan Australia Barat Kim Hames mengatakan usulan partai oposisi untuk melegalkan ganja "berbahaya" dan "berisiko" dan menyampaikan pesan yang salah kepada masyarakat lokal.
"Seolah-olah, menghisap ganja itu diperbolehkan," ujarnya.