ABC

Penggunaan Antibiotika Tinggi, Kasus Resistensi Obat Terancam Meningkat

Pakar kesehatan kembali mengingatkan dampak penggunaan antibiotik yang berlebihan yang menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap obat. Seorang anak berusia 3 tahun di Sydney, nyaris tewas akibat infeksi di telinganya yang sangat sulit disembuhkan.

 

Pada September lalu, anak laki-laki berusia 3 tahun, Levi Walsh dilarikan ke rumah sakit karena menderita infeksi di telinga yang biasa terjadi pada anak tapi tidak kunjung sembuh setelah mendapatkan serangkaian obat antibiotik.
 
Setelah infeksinua dioperasi dan diberikan kembali antibiotik, ternyata infeksinya masih berlanjut bahkan mulai menyebar.
 
Ibu anak tersebut, Teagan, mengatakan sangat terkejut melihat kondisi anaknya.
 
"Sangat mengerikan sekali, anak saya dirawat di rumah sakit, ada tersedia obat, dan terus berusaha diberikan agar infeksinya sembuh, dan mereka mengupayakan segala bantuan pengobatan untuknya," kata Teagan kepada ABC 7.30.
 
Sementara ayahnya, Nick Teagan, mengatakan dirinya prihatin dengan apa yang akan terjadi.
 
"Saya sangat khawatir ketika dokter mengatakan infeksi anak saya kemungkinan telah menyebar ke otak atau ke syaraf tulang belakangnya," tuturnya.
 
Dr John Curotta, Spesialis THT di Rumah Sakit Anak Westmead, Sydney, mengatakan infeksi yang diderita Levi resisten terhadap antibiotik.
 
"Kami sudah memberikan antibiotik tingkat pertama, tingkat kedua, ketiga dan hingga tingkat keempat," kata Dr Curotta.
 
"Anak itu nyaris meninggal, kalau saja sampai terjadi abses di otaknya, dia bisa juga mengalami stroke, atau kelumpuhan dibagian wajah atau tuli,"
 
Antibiotik yang kuat akhirnya bisa menyembuhkan infeksi.
 
Tingkat penggunaan antibiotik di Australia sangat tinggi
 
Dokter mengatakan kasus infeksi yang tidak bisa disembuhkan oleh obat seperti ini diperkirakan akan semakin umum terjadi di masa mendatang – dan tidak hanya terjadi di rumah sakit saja, kecuali ada tindakan signifikan untuk menekan penggunaan antibiotik.
 
"Infeksi seperti ini merupakan peringatan buat kita semua. Kami menduga-duga apa yang akan terjadi di masyarakat berikutnya," kata Dr Curotta.
 
Australia merupakan salah satu negara yang paling tinggi tingkat penggunaan antibiotiknya di dunia.
 
Riset yang dipublikasikan pada hari ini (Senin,24/11) di Jurnal Kedokteran Australia menunjukan ada peningkatan sebesar 34% pemberian antibiotik terhadap pasien rawat inap anak yang kemungkinan tidak sesuai penggunaannya.
 
Professor Tom Gottlieb, pakar penyakit infeksi di Rumah Sakit Concord, Sydney, mengatakan dokter perlu berhati-hati mengenai penggunaan antibiotik.
 
"Kekhawatiran akibat penggunaan antibiotik yang berlebihan ini ..menunjukan kita mungkin tengah menghadapi situasi dimana kita tidak memiliki antibiotik yang ampuh untuk mengobati infeksi penting, sementara kita menyia-nyiakannya pada situasi dimana sebenarnya penggunaannya tidak diperlukan sama sekali,' katanya.
 
Badan Kesehatan PBB, WHO mengatakan ini merupakan masalah global, dan mengancam pencapaian dari kedokteran modenrn.
 
Saat ini ada desakah agar penggunaan antibiotika dikurangi hingga 25$ dalam kurun lima tahun mendatang.