Pengelolaan Lahan Tradisional Warga Aborigin Paralel dengan Iptek Barat
Pengetahuan lokal warga Aborigin dalam mengelola tanah tidak bisa disanksikan lagi. Tahun ini di Australia akan digelar serangkaian forum yang akan difokuskan untuk memadukan pengetahuan lokal warga Aborigin dengan dunia barat mengenai pengelolaan lahan.
Rangkaian forum ini akan dilakukan Universitas Adelaide dalam rangka mengenai Dr Tony Rathjen, yang mendirikan Yayasan Yitpi sebuah lembaga yang mendukung pengkajian kebudayaan warga Aborigin dan pendidikan mengenai ilmu budidaya benih.
Dr Maarten Ryder dari Fakultas Pertanian, Pangan dan Anggur mengatakan dia menjadi sangat tertarik jika diajak bepergian ke luar negeri.
"Saya jadi teringat pameran yang dilakukan ilmuwan barat seputar pengetahuan lokal warga adat yang ternyata sangat khusus dan paralel dengan ilmu pengetahuan barat dalam beberapa cara," katanya.
"Ketika saya kembali dari perjalanan itu saya tertarik untuk mengkaji lebih jauh soal pengetahuan lokal, bagaimana kita bisa menggunakan pengetahuan lokal itu pada masa sekarang, apa yang bisa kita pelajari dari pengetahuan lokal itu?,"
Dr Ryder mengatakan ada banyak yang harus dilakukan untuk dapat memahami pengelolaan lahan menurut pengetahuan lokal warga Aborigin.
"Forum pertama nanti akan membahas pengelolaan kebakaran oleh warga Aborigin dan apa yang kita pelajari dari pengetahuan lokal itu untuk mengelola isu kebakaran lahan di Australia saat ini,"
"Salah satu metode pengelolaan kebakaran yang dilakukan warga Aborigin yang menarik dicermati adalah tentang pembakaran dingin pada tahun ini,"
"Tahun ini akan ada topik mengenai pertanian Aborigin dan forum ketiga adalah akan dibahas soal perpaduan antara ilmu pengetahuan barat dengan pengetahuan lokal,"
"Salah satu aspek yang penting dari rangkaian kegiatan in adalah kita akan mendengarkan banyak metode pengelolaan lahan berdasarkan pengetahuan lokal warga Aborigin, sehingga kita dapat mempelajari lebih jauh pengetahuan lokal tersebut dalam jangka waktu yang lama dan mewariskannya ke generasi mendatang,"