Pengekspor Daging Sapi Berharap Rusia Cabut Larangan Impor
Para pengekspor daging sapi di Australia tengah berharap larangan impor daging beku yang diberlakukan Rusia dapat dibatalkan.
Daging sapi adalah komoditas ekspor terbesar Australia ke Rusia dari sektor agrikultur. Tahun lalu, ekspor komoditas ini membukukan 220 juta dolar.
Larangan impor yang diberlakukan Rusia didasarkan atas penemuan hormon trenbolon, yang lazim digunakan untuk memacu pertumbuhan ternak. Larangan impor daging sapi Australia akan diberlakukan mulai senin, 7 April.
Menteri Pertanian Australia, Barnaby Joyce, membantah temuan tersebut seraya menegaskan, negara-nya selalu mengekspor daging sapi yang bebas hormon.
“Saya jelas kecewa. Kami selalu ketat memeriksa apa saja yang keluar dari pantai Australia.”
Menteri Barnaby meyakini larangan impor Rusia terkait dengan situasi politik internasional terkini di Crimea.
Rusia adalah pengimpor daging sapi terbesar di dunia. Walau negara bekas pecahan Uni Soviet itu menempati porsi kecil dalam pangsa ekspor Australia, pertumbuhan jumlah impor-nya cukup signifikan akhir-akhir ini.
Departemen Pertanian Australia sempat menginvestigasi protes Rusia tahun lalu, namun tak ada bukti ditemukannya hormon trenbolone dalam ekspor daging yang dikirimkan.
Larangan impor tak berdasarkan fakta
Hormon trenbolone mampu meningkatkan pertumbuhan otot ternak dan mengurangi lemak. Senyawa ini juga mampu meningkatkan efisiensi pakan ternak hingga 10%, serta mengurangi kandungan karbon dalam daging. Hormon ini kebanyakan digunakan peternak di bagian utara Australia.
Eropa telah melarang penggunaan hormon pertumbuhan pada hewan ternak, bahkan beberapa supermarket di Australia juga sudah tidak menjual daging sapi yang disuntik hormon pertumbuhan.
Profesor Frank Dunshea dari Universitas Melbourne mengatakan, pelarangan Rusia tak berdasarkan fakta.
“Tak ada pertimbangan kesehatan pangan di dalamnya,” jelasnya.
Sang Profesor mengatakan, hormon trenbolone cukup banyak digunakan di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, terdaftar resmi di Selandia Baru, dan digunakan lebih masif di Afrika Selatan.
Perjanjian Dagang dengan Rusia dibutuhkan
Konsultan Perdagangan, Alex Oxley, mengatakan, hubungan dagang dengan Rusia nampaknya rumit.
Alan menjelaskan, dengan adanya kerikil kecil pelarangan impor ini, adanya perjanjian dagang yang formal semakin dibutuhkan.
“Mungkin saja ini berhubungan dengan sikap kita atas Ukraina, tapi dugaan saya ini lebih disebabkan adanya joki di lingkungan industri daging di sana,”
Ia menambahkan, WTO cukup efektif untuk menyelesaikan sengketa dagang di antara anggotanya.