ABC

Pengejar Aurora Menunggu Pertunjukan Cahaya Alam di Tasmania

Para pengejar Aurora, yaitu pancaran cahaya warna-warni yang terlihat di langit, bersiap melihat cahaya di langit bagian selatan, tepatnya di Tasmania, Australia, hari Jumat, 12 September 2014, malam.

Sebelumnya, pada hari Rabu, kamera satelit NASA menangkap adanya lidah api yang  memancar dari sebuah sunspot, alias titik hitam matahari, ke arah bumi.

Terlepasnya lidah api (sun flare) sering terjadi, tetapi kali ini lidah api matahari ini termasuk kategori yang paling intens.

Ledakan tersebut memangkas beberapa miliar ton lapisan luar matahari, yaitu corona. Massa ini tengah menuju bumi dengan kecepatan sekitar empat juta kilometer per detik.

Materi yang menembus lapisan pertahanan bumi bisa menimbulkan pancaran cahaya yang cemerlang, yang disebut aurora.

Magaret Sonnemann, pembuat laman Facebook Aurora Australis Tasmania, menyatakan bahwa ini adalah prospek aurora paling menjanjikan selama beberapa tahun terakhir.

"Kita belum pernah melihat yang seperti ini selama beberapa tahun terakhir, dan kita tak tahu kapan ini bisa terjadi lagi," katanya.

Halaman Facebook itu sudah tumbuh pesat jumlah anggotanya sejak didirikan tahun 2012. Saat ini, jumlah anggotanya mendekati 15.000.

Tapi, jelas Sonneman, tak ada jaminan bahwa aurora kali ini akan menakjubkan.

Bulan Januari 2014, misalnya, banyak yang terbang ke Tasmania demi melihat aurora, terkait terjadinya pelepasan lidah api, tapi tak terjadi apa-apa.

"Serunya aurora itu antara lain karena tak bisa ditebak," kata Sonneman.

Mereka yang tergila-gila dengan aurora rela tak tidur demi melihat tampilan yang indah di langit.

"Pengalaman itu begitu luar biasa hingga kami rela nekat. Mungkin 10 tahun berlalu sebelum hal seperti ini terjadi lagi," ucap Sonneman.