ABC

Pengamat: Harusnya Fokus Pada Kasus Pembunuhan, Bukan Identitas Mayang Prasetyo

Sejumlah aktivis transgender, pengamat, dan warga di Australia, menyayangkan laporan di beberapa media mengenai kasus kematian Mayang Prasetyo. Pemberitaan seharusnya berfokus pada bagaimana kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih saja terjadi.

Beberapa media lokal di Australia mendapat sorotan dalam cara mereka melaporkan kasus pembunuhan tragis yang menimpa Mayang Prasetyo, asal Indonesia.

Koran Courier Mail adalah salah satunya. Pada hari Selasa (7/10), koran milik perusahaan Rupert Murdoch, NewsCorp tersebut, menampilkan Mayang yang menggenakan bikini, dengan headline "Monster Chef and The She Male", atau "Juru Masak Monster dan Waria."

Beberapa media pun menyebutkan jika Mayang adalah pekerja seks kelas internasional dengan bayaran tinggi.

Kelompok yang memperjuangkan hak asasi kaum gay dan transeksual di Brisbane, The Brisbane Trans Community membuat petisi online yang menuntut agar Courier Mail meminta maaf atas laporannya tersebut, juga menulis kasus Mayang dengan lebih bertanggung jawab.

Hingga Kamis siang (10/09), atau dua hari sejak petisi tersebut diluncurkan, sudah mendapat lebih dari 25 ribu pendukung.

Sejumlah pihak sayangkan cara beberapa media memberitakan kematian Mayang Prasetyo.

Pengamat media di Indonesia dan dosen di Australian National University, Dr Ross Tapsell mengatakan bahwa beberapa media baik di Australia dan Indonesia, telah membuat sensasi dari sebuah berita tragedi. 

"Ini menjadi salah satu contoh kurangnya sikap respek dari beberapa media kepada korban dan keluarganya," ujar Tapsell kepada Erwin Renaldi dari ABC International.

"Pemberitaan ini menjadi salah satu kasus pertama dimana media di Australia dan Indonesia sama-sama menjadikan sebuah peristiwa menjadi sensasional."

Tapsell juga menyayangkan beberapa media yang memuat foto-foto seksi Mayang yang diambil dari akun Facebook milik Mayang. Tapsell mempertanyakan apa relevansi dan maksud dari beberapa media untuk melakukan hal tersebut.

Terlepas dari identitas seksual Mayang dan apa pun pekerjaanya, fokus yang perlu dikedepankan adalah soal kekerasan domestik, seperti kekerasan yang terjadi pada pasangan suami istri, atau dikenal dengan istilah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Ya, fokusnya kini sudah terlalu berlebihan pada tubuhnya," tambah Tapsell. "Media harus memiliki alasan kuat untuk memuat foto-foto Mayang, apa keuntungannya bagi publik?" tegasnya.

Keluhan mengenai pemberitaan kematian Mayang pun telah ditujukan kepada Dewan Pers Australia untuk ditindaklanjuti.

Sementara itu, komunitas transgender di kota Brisbane akan menggelar peringatan menyalakan lilin pada hari Jumat besok (10/10) di New Farm Park. 

Peringatan ini sekaligus untuk meningkatkan kepedulian soal kekerasan rumah tangga, pelecehan dan penghinaan terhadap kaum transgender, dan kekerasan pada pekerja seks.