ABC

Pengalaman Sejumlah Mahasiswa Berkuliah di University of Queensland

Ada sekitar 2.600 mahasiswa internasional dari 96 negara yang tahun ini memulai perkuliahan di University of Queensland.

Rasa gembira bercampur aduk dengan rasa was-was dialami ribuan mahasiswa di seluruh penjuru Australia, karena inilah awal dari tahun ajaran baru di universitas.

O-Week, atau Pekan Orientasi menjadi awal dari kehidupan baru banyak anak-anak muda, dengan status sebagai mahasiswa.

Dalam Pekan Orientasi ini, para mahasiswa baru mendapatkan informasi soal kehidupan di kampus, termasuk fasilitas yang bisa digunakan untuk menunjang masa studi mereka. Tapi bagi mahasiswa lain yang sudah berkuliah, O-Week menjadi ajang untuk bersosialisasi.

Salah satu kegiatan O-Week yang ditawarkan oleh University of Queensland adalah Market Day. Selama satu hari 200 klab mahasiswa mencoba mengajak mahasiswa baru menjadi anggota dan mengikuti kegiatan mereka.

Connie Li dan Seong-hun Kim saat Pekan Orientasi, atau O-Week (Foto: Blythe Moore, ABC)

Connie Li, mahasiswi tingkat tiga dari juruan jurnalistik mengatakan sangat senang setiap kali melihat antusias di awal tahun ajaran baru.

"Hiruk pikuk pada awalnya, dengan sensasi yang dirasakan dari kegembiraan para mahasiswa, tapi kemudian menghilang seiring dengan menjalani semester," ujar Li.

Sementara itu, bagi Arooba Fatima, mahasiswi tingkat pertama terlihat gugup saat melihat kampus yang penuh sesak dengan orang-orang.

"Saya takut tapi senang karena semuanya terasa begitu baru bagi saya," ujar Arooba. "Ini kampusnya besar sekali, beberapa kali sempat menyasar dan orang-orang tahu kalau saya baru disini jadi mereka membantu," tambahnya.

Arooba, yang datang bersama kedua temannya mengaku mahasiswa lain sangat ramah.

Mariam Negussie, Arooba Fatima, Nasra Nor. (Foto: Blythe Moore ABC)

Pengalaman yang sama dialami oleh mahasiswa baru lainnya, Simon Cheung. Simon mengaku gugup saat menjalani pekan orientasi.

"Sekarang saya semakin mengerti mengenai seperti apa kampus itu dan apa bedanya dengan Sekolah Menengah Atas (SMA)," kata Simon. "Kita dituntut menjadi lebih mandiri, mengerjakan sesuatunya sendiri. Guru-guru tidak selalu akan ada, jadi harus berkomitmen dengan diri sendiri."

Simon Cheung (Foto: Blythe Moore, ABC)

Mahasiswa internasional PhD Hernan Caceres menceritakan bagaimana awalnya ia memilih Brisbane sebagai tujuan belajar. Gaya hidup dan kehidupan alam bebas di Brisbane ternyata menjadi daya tariknya.

"Karenanya saya memilih Brisbane, dibandingkan dua kota besar Sydney dan Melbourne," ujar Hernan yang berasal dari Chile. "Tantangannya mungkin adalah transportasi umum yang agak aneh disini."

Hernan Caceres dari Chile bersama temannya, Veronica Gama dan Martina Di Fonzo. (Foto: Blythe Moore, ABC)

Arabella Bennett, mahasiswi jurusan seni yang sudah tiga tahun berkuliah memiliki ide cemerlang untuk menarik perhatian mahasiswa baru bergabung ke Perkumpulan Perancis.

Mereka membuat penganan manis, khas Perancis.

"Perkumpulan ini merayakan kebudayaan Perancis, sekarang ini anggotanya adalah mahasiswa Perancis yang berada di Brisbane, ada pula mereka yang tertarik dengan Perancis," ujar Arabella. "Kita juga mempraktekan bahasa Perancis."

Arabella Bennett dari Perkumpulan Perancis. (Foto: Blythe Moore, ABC)

Riah Mason, yang mengambil Teknik Lingkungan juga memanfaatkan kemampuannya untuk menarik anggota baru untuk kelompoknya, UQ Taiko.

Ia bermain drum tradisional asal Jepang. Riah juga sudah beberapa kali manggung di kota Brisbane.

Sebagai mahasiswa tingkat empat, ia merasa agak sedikit aneh kalau ingat bahwa ini adalah tahun terakhirnya di UQ.

Riah Mason dengan penampilan drumnya.

Lebih dari 12 ribu mahasiswa baru akan memulai masa perkuliahan di UQ, tahun ini 2.600 mahasiswa adalah pelajar internasional yang berasal dari 96 negara.