ABC

Pengalaman Menjadi Perawat Mercusuar Di Ujung Paling Selatan Australia

Anda ingin menguji hubungan dengan pasangan anda? mungkin mengisolasi diri bersama pasangan selama enam bulan di sebuah pulau terpencil bisa jadi alternatif yang bagus. Jesse Siebler dan Taylor Stevens berbagi pengalaman mereka menjalani tantangan itu.

Berkat petualangan di Pulau Maatsuyker, stasiun mercusuar paling selatan di Australia, hubungan Jesse Siebler dan Taylor Stevens semakin memiliki ikatan yang cukup kuat. Pengalaman selama di sana, mereka unggah di media sosial, hal yang kini mungkin dilakukan karena pulau tersebut baru-baru ini telah terhubung dengan internet.

Penjaga mercusuar di Maatsuyker Island
Jesse Siebler dan Taylor Stevens menjadi relawan merawat mercusuar di Pulau Maatsuyker selama 6 bulan.

Jesse Siebler dan Taylor Stevens instagram

Jesse menerima kabar bahwa lamarannya -untuk menjadi penjaga stasiun mercusuar di Pulau Maatsuyker -disetujui, pada bulan Januari. Jesse mengaku dirinya sempat ‘menangis bahagia’.

“Tapi itu tak hanya menyangkut diri saya saja, saya menunggu pendapat Taylor, ia mengatakan bersedia,” ujar Jesse.

Kini, setelah 6 bulan masa tugas sebagai pengurus stasiun -yang terletak sekitar 10 kilometer dari pantai selatan Tasmania -ini dilewati dengan beragam tanggung jawab, Jesse Siebler dan Taylor Stevens -yang kelahiran AS -menikmati hidup dan sangat bahagia.

“Di mana lagi Anda bisa tinggal di sebelah mercusuar dan menjadi satu-satunya dua orang di sebuah pulau bersama dengan 800.000 hewan?” tutur Taylor Stevens.

Jesse Siebler mengatakan beberapa teman mereka berpendapat “setiap hari adalah akhir pekan bagi kalian”.

“Kenyataannya ada pekerjaan sebanyak pekerjaan seorang karyawan penuh waktu dan beberapa tugas lainnya,” katanya.

“Kami memiliki seluruh bangunan yang harus dipelihara dan dijaga agar tetap tahan cuaca, serta satu setengah kilometer saluran air.”

Taylor Stevens menambahkan, mereka juga melakukan “banyak tugas memotong dan membereskan, semua jenis kekacauan” pada bangunan yang masuk dalam daftar cagar budaya.

Dia mengatakan, semua pekerjaan yang mereka lakukan diunggah di akun dan blog Instagram mereka.

“Kami mencoba membuatnya cukup lucu tapi bisa sangat ekstrem,” katanya.

Mercusuar di Pulau Maatsuyker, dengan pemandangan langsung ke Samudera Selatan.
Perawat mercusuar dibayar untuk melakukan pengamatan cuaca setiap dua hari sekali, sementara akomodasi disediakan gratis.

Facebook: Maatsuyker Island caretakers

Mercusuar di Pulau Maatsuyker ini mulai beroperasi pada tahun 1891 dan masih beroperasi sampai tahun 1996, saat digantikan oleh lampu bertenaga surya otomatis.

Pengurus mercusuar masih memiliki tanggung jawab untuk memanaskan peralatan mercusuar agar tetap beroperasi.

Berada di jalur langsung ‘Roaring Forties’ -angin kuat dan kencang di selatan Khatulistiwa -sebagian besar kehidupan di pulau ini adalah tentang mengukur, mengamati, merekam dan didera oleh cuaca.

Dalam wawancaranya dengan ABC Hobart, Taylor Stevens mengatakan bahwa angin “bergemuruh di luar jendela kami”.

“Itu sudah menjadi hal yang biasa,” kata Jesse Siebler. “Tiga puluh tiga knot, dengan hembusan angin sekitar 70 kilometer per jam.”

Taylor Stevens mengatakan penambahan koneksi internet belakangan ini merupakan “hal yang baik sekaligus buruk”.

Begitu hari kerja telah berakhir, pasangan ini bebas menjelajahi pulau ini, mengagumi satwa liar dan melakukan “pekerjaan kreatif, menulis, memotret”.

Persediaan makanan Jesse Siebler dan Taylor Stevens selama tinggal Pulau Maatsuyker
Seluruh persediaan makanan pasangan ini dipasok dan harus disiplin ketat penggunaannya.

Supplied: Jesse Siebler

Taylor Stevens mengatakan bahwa kehidupan di Pulau Maatsuyker berarti “ada begitu banyak hal yang patut untuk disyukuri” dan pasangan tersebut akan merayakan Thanksgiving pada tanggal 23 November tanpa beban tradisional, karena persediaan makanan yang direncanakan dan dianggarkan dengan ketat tidak mencakup daging kalkun.

Beberapa item lainnya dalam daftar belanja mereka yang sangat beragam termasuk “20 blok coklat, 600 kantong teh, sembilan kilogram kopi, delapan kilogram susu bubuk, gandum, granola dan muesli”, dengan “benih, daging segar, telur dan susu ” dikesampingkan karena pembatasan karantina.

“Kami juga memesan sejumlah besar sayuran beku jika kami mengalami masalah menanam tumbuhan di pulau ini,” kata Jesse Siebler.

"Pernahkah Anda menghabiskan $320 (Rp3,3 juta) untuk brokoli kering?."

Dan saran apa yang dimiliki pasangan perawat Pulau Maatsuyker ini di masa depan?

“Bawa kaus kaki berkualitas bagus!”

Program perawat Pulau Maatsuyker sepenuhnya dilakukan lewat proses pendaftaran. Mereka yang berminat untuk melakukan pekerjaan ini di tahun 2020-2022, bisa mendaftar di tahun 2019 ketika lowongan pekerjaan ini baru diiklankan.

Mercusuar Pulau Maatsuyker dan Aurora Australis, November 2017
Percobaan pertamaan Jesse Siebler memotret Aurora Australis diatas mercusuar Pulau Maatsuyker.

Instagram: thelighthousekeepers

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.