ABC

Pengalaman Mahasiswa Australia Jadi Wartawan di Jakarta

Michelle Rimmer, mahasiswa Australia memilih magang bersama organisasi media di Jakarta untuk mendapatkan pengalaman kerja. Ia kini disibukkan dengan melaporkan berita dan menulis cerita di tengah hiruk pikuknya ibu kota. 

Di tengah kesibukan Jakarta tersimpan segudang cerita kehidupan warganya yang tak berujung.

Dinamika ibu kota pun semakin terasa dengan semakin beragamnya stasiun TV, koran, majalah, dan situs-situs untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta yang seolah haus akan informasi.

Itulah yang menjadi alasan mengapa Michelle Rimmer, mahasiswa jurusan media dan komunikasi di universitas RMIT, Melbourne memutuskan untuk datang ke Jakarta.

Mahasiwa tingkat akhir tersebut ingin merasakan pengalaman bekerja sebagai wartawan di salah satu kota paling sibuk di dunia.

"Jakarta ini benar-benar berbeda dengan Melbourne. Kotanya memang sibuk, tapi warga Jakarta lebih terbuka untuk menceritakan kehidupan mereka kepada media," ungkap Rimmer. "Kebebasan media di Indonesia pada umumnya memang luar biasa."

Michelle Rimmer melakukan kerja praktik bersama organisasi media Asia Calling, yang memproduksi konten informasi untuk Radio 68H dan Tempo TV.

Kalau Rimmer masih melakukan magang, Rebecca Henschke, seorang warga Australia lainnya sudah bekerja di Indonesia, setelah sebelumnya sempat magang.

"Saya disini mendapat tugas untuk menjadi reporter dan memproduksi bahan siaran dalam bahasa Inggris dan Indonesia," kata Henschke yang juga bekerja di Radio 68 H.

"Saat ini saya juga sedang membuat laporan soal bagaimana anak-anak kurang mampu di Indonesia bisa mendapatkan asupan gizi yang lebih baik."

Progam praktikum untuk mahasiswa jurnalistik ini diselenggarakan oleh Australian Consortium for ‘In-Country’ Indonesian Studies, or ACICIS.

Konsortium ini dibentuk oleh 26 universitas-universitas di Australia pada tahun 1994, yang memberikan kesempatan bagi para mahasiswanya untuk mengenal lebih dekat Indonesia sesuai dengan bidang dan keahliannya. Selain dari Australia, ada pula sejumlah universitas dari Selandia Baru, Kanada, Inggris, dan Belanda yang tergabung dalam program ini.

"Lewat program ini, ACICIS mengajak mahasiswa dari universitas-universitas di Australia untuk mempelajari secara langsung ekonomi, politik, sosial, dan budaya Indonesia," jelas Rebbeca Henschke.

Henscke juga adalah alumni program ACICIS kini bekerja sebagai editor Asia Calling. Sudah tujuh tahun lamanya ia bekerja di Jakarta sebagai wartawan. Ia pun pernah mendapatkan sejumlah penghargaan saat menjadi kontributor di Jakarta untuk sejumlah media ternama dunia, seperti SBS dan BBC World News Service.

"Banyak diantara para alumni yang kini justru memegang peranan penting di Indonesia, ada yang jadi manajer atau menjabat posisi tinggi di sejumlah organisasi yang memiliki kaitan antara Indonesia dan Australia," kata Rebecca.

"Intinya, banyak mahasiswa yang setelah magang di Indonesia malah jadi jatuh cinta dengan negara ini dan tak jarang pula yang kembali ke sini untuk bekerja."

Simak videonya berikut ini.