ABC

Pengalaman Magang di Peternakan Australia

Setelah melalui proses seleksi yang panjang, 20 mahasiswa dari 14 perguruan tinggi di Indonesia terpilih mengikuti program tinggal dan magang di peternakan Australia Utara. Inilah pengalaman Denis Hikmawan mengikuti program yang diadakan Northern Territory Cattlemen’s Association melalui Indonesia-Australia Pastoral Program (NIAPP) 2016.

Untuk tahun ini, program berlangsung dari 1 April hingga 3 Juni dengan tujuan memberi kesempatan kepada mahasiswa peternakan dari Indonesia untuk belajar, berlatih, dan mendapatkan pengalaman kerja di peternakan di negara bagian Northern Territory. Para alumni program yang sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu ini diharapkan menjadi pemain penting dalam industri peternakan Indonesia.

Para mahasiswa Indonesia menggiring sapi-sapi Australia dalam program NIAPP. (Foto: NIAPP)
Para mahasiswa Indonesia menggiring sapi-sapi Australia dalam program NIAPP. (Foto: NIAPP)

Sebelum terjun ke lapangan untuk tinggal dan bekerja di berbagai peternakan di Northern Territory selama enam pekan, kami terlebih dahulu ikut kuliah di kampus Katherine Rural Campus (KRC). Di sini kami mempelajari berbagai mata kuliah mulai dari Occupation Health and Safety (OHS), Working Safely in Construction, Working Safely at Heights, Animal Handling and Welfare, Breeding and Genetics Management, Pasture and Hay, serta belajar mengendarai motor untuk peternakan dan menunggang kuda.

Inilah mata kuliah yang akan membekali kami di lapangan.

Salah seorang mahasiswa mengendarai motor khusus peternakan. (Foto: Denis Hikmawan)
Salah seorang mahasiswa mengendarai motor khusus peternakan. (Foto: Denis Hikmawan)

Dari apa yang saya pelajari, mata kuliah Occupational Health and Safety, Working Safely in Construction, dan Working Safely in Heights akan membekali mahasiswa dengan pengetahuan mengenai berbagai ancaman dan bahaya di tempat kerja. Kami diharapkan untuk bisa menangani berbagai kendala tersebut dengan berbagai cara. Hal ini penting karena peternakan merupakan tempat kerja yang penuh bahaya.

Bob Piper, dosen pada Katherine Rural mengatakan, kami harus ingat bahwa "anda pergi kerja dengan anggota tubuh yang lengkap dan menyelesaikan pekerjaan dengan anggota tubuh yang lengkap pula".

Para mahasiswa juga mempelajari mata kuliah yang terkait dengan peternakan. Misalnya, pelajaran tentang Animal Handling and Welfare, Breeding and Genetics Management, Pasture and Hay. Semuanya akan bermanfaat bagi kami ketika kembali ke Indonesia.

Mahasiswa belajar mengenai jerami makanan ternak di kampus KRC. (Foto: Izar Hardiansyah)
Mahasiswa belajar mengenai jerami makanan ternak di kampus KRC. (Foto: Izar Hardiansyah)

Pelajaran lainnya terkait Breeding and Genetics Management in Australia, yang mengungkap bahwa kebanyakan peternakan di Australia sangat memperhatikan masalah pembibitan dan genetika ternak karena merupakan cara termurah meningkatkan produktivitas.

Sebagai perbanding, peternakan di Indonesia lebih fokus pada aspek lingkungan hidupnya dibandingkan dengan aspek genetika dalam meningkatkan produksi ternak.

Kami juga mempelajari mengenai jerami dan padang penggembalaan ternak. Tanpa jemari dan padang penggembalaan, ternak tidak akan bisa bertahan. Di sini kami belajar bagaimana peternak Australia menangani hal itu. Meskipun tanah mereka sebenarnya tidak sesubur di Indonesia namun peternak Australia selalu bisa menyuplai pakan ternak yang cukup bagi ternak mereka.

The student participated in safety working exercises. (Photo: Denin Hikmawan)
The student participated in safety working exercises. (Photo: Denin Hikmawan)

Yang menarik, kami juga belajar mengendarai motor besar yang khusus dipergunakan di dalam kawasan peternaka yang disebut sebagai quadbike. Sebab, di Australia kebanyakan peternak menggiring ternaknya dengan menggunakan motor.

Namun masih ada pula sejumlah peternakan yang tetap mempergunakan kuda untuk menggiring ternak mereka. Makanya, dengan senang hati kami pun belajar bagaimana caranya menunggang kuda.

Dengan mengikuti program ini saya pribadi berharap memberikan kontribusi untuk memperbaiki industri peternakan Indonesia di masa depan.

*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi. Denis Hikmawan adalah peserta program Indonesia Australia Pastoral Program 2016 dari Universitas Lampung.