ABC

Pengadilan Koroner Victoria Terima Temuan Belanda Soal Tragedi Jatuhnya MH17

Pengadilan Koroner Victoria akhirnya memutuskan menerima hasil temuan dari Badan Keselamatan Belanda mengenai jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 22 Juli 2014.

Sebanyak 38 orang warga Australia menjadi bagian dari 298 orang yang tewas ketika pesawat MH17 yang sedang dalam perjalanan menuju Kuala Lumpur, ditembak jatuh diatas wilayah Ukraina dan tidak ada satupun yang selamat.
 
Dalam temuannya mengenai pemeriksaan koroner terhadap  ke-17 orang warga Victoria yang tewas dalam tragedi tersebut, Deputi Koroner Victoria, Iain West mengatakan Ia tidak dapat membuat temuan mengenai pihak lain yang dapat menyebabkan kematian terhadap ke-17 orang warga Victoria tersebut dan mencatat bahwa penyelidikan kriminal mengenai kecelakaan pesawat MH17 masih sedang berlangsung.
 
Dia juga menemukan "tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa jenazah para korban diperlakukan tidak terhormat dan bermartabat".
 
Dewan Keselamatan Belanda menemukan pesawat MH17 jatuh sebagai akibat dari ledakan misil di sebelah kiri kokpit pesawat.
 
"Saya menerima dan mengadopsi temuan Badan Keselamatan Belanda," kata Iain West.
 
"Kondisi disekitar kematian penumpang dan kru pesawat MH17 memiliki dampak yang mendalam pada orang-orang yang mengenal dan mencintai mereka … terutama karena sangat jelas bahwa pesawat itu ditembak jatuh. "
 
Penyebab kematian bagi korban yang berasal dari Victoria telah didaftarkan sebagai "cedera berkelanjutan di ketinggian akibat gangguan pesawat".
 
Dalam masukannya terhadap pemeriksaan ini, Angela Nagel, istri migran Belanda Marco Grippeling, menggambarkan jatuhnya pesawat MH17 sebagai "tindakan perang".
 
Wanita kelahiran Malaysia Shaliza Zain Dewa, 45, dan suaminya kelahiran Belanda Johannes van den Hende dan ketiga anak mereka, Piers, Marnix dan Margaux juga di antara mereka yang tewas.
 
Dalam pernyataan tertulisnya sanak saudara mereka mengatakan keluarga tersebut menjalani kehidupan yang paling bahagia dalam kehidupan mereka sejak menetap  Victoria,
 
James Rizk bepergian dengan pamannya ke Belanda untuk mengumpulkan tubuh ayahnya, Albert Rizk.
 
Dia mengatakan kepada Pengadilan Koroner kalau mengembalikan ayahnya ke Australia telah menghadirkan semacam penutup, tapi dia tetap menghendaki pihak yang bertanggung jawab atas tragedi ini dihukum.
 
Penyelidikan kejahatan terpisah atas tragedi jatuhnya MH17 milik Malaysia Airlines ini masih berlangsung dan dipimpin oleh Belanda dengan melibatkan Malaysia, Australia, Ukraina dan Belgia.