ABC

Penerbangan Amal Bergaya 70-an Qantas Sukses Kantongi Dana Bantuan Sekitar Rp1 Miliar

Maskapai Australia Qantas menerbangkan pesawat terbaru mereka dengan gaya dan suasana  1970-an dalam rangka penggalangan dana bagi masyarakat Queensland yang tengah dilanda bencana kekeringan.

Tamika dan Derek Heiden dari Melbourne penumpang pesawat Retro Roo di bandara tarmac, Longreach, Queensland Barat.
Tamika dan Derek Heiden dari Melbourne penumpang pesawat Retro Roo di bandara tarmac, Longreach, Queensland Barat.

Penerbangan bertema 70-an ini menggunakan pesawat terbaru Qantas Boeing 737-800 berkapasitas 168 tempat duduk mendarat di Queensland dan berhasil mengumpulkan dana bantuan senilai $115.000 atau setara Rp 1 miliar lebih.

Tidak hanya penumpang dan awa pesawat yang bergaya tahun 70-an, badan pesawat terbaru maskapai nasional Australia itupun dicat dengan gaya badan pesawat tahun 70-an dan diberi nama The Retro Roo.
 
Sabtu lalu pesawat ini terbang dari Sydney membawa rombongan tamu dan VIP yang gaya klasik 70-an  untuk melakukan kunjungan singkat ke kawasan dimana maskapai ini lahir hampir satu abad lalu.
 
Direktur Eksekutif Qantaslink,  John Gissing mengatakan penerbangan ini mendapat dukungan luar biasa dan tiket penerbangannya berhasil terjual dalam waktu 30 jam saja.
 
Penerbangan sewa ini juga merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke 95 tahun Qantas yang pertama kali membuka kantor pusat di Queensland Barat pada tahun 1920.
 

Gissing mentatakan sebagai bagian dari penggalangan dana bagi masyarakat Queensland yang dilanda bencana kekeringan, inisiatif ini juga bertujuan untuk mempromosikan industri di kawasan ini.

"Bagi masyarakat kota, penerbangan ini dapat memberikan mereka pengalaman nyata dan melihat langsung seberapa keringnya kawasan ini," katanya. 
 
"Ini merupakan cara terbaik untuk ikut berkontribusi dalam membantu warga lokal yang tengah berjuang mengatasi kekeringan ini,"
 
Penumpang dan kru penerbangan amal Retro Roo mengenakan kostum bergaya klasik 70-an.
Penumpang dan kru penerbangan amal Retro Roo mengenakan kostum bergaya klasik 70-an.
 
Pasangan asal Melbourne, Tamika dan Derek Heiden mengatakan mereka tidak paham kondisi masyarat di Queensland yang dillanda kekeringan sebelum mengikuti penerbangan ini.
 
"Menurut kami ini kesempatan yang bagus untuk melakukan sesuatu bagi kawasan ini sambil melakukan hal yang menyenangkan," kata Heiden.
 
meski mengaku tersiksa dengan cuaca panas di pedalaman karena menggunakan pakaian dari polyester, namun Heiden mengaku ini merupakan pengalaman yang tidak akan dia lupakan.
 
"Saya mendenger soal kekeringan ini di berita, tapi tidak menyadari betapa parah dampaknya sampai saya tiba disini dan melihatnya sendiri."
 
Kepala Bantuan Kekeringan di Queensland Barat, David Phelps berada di pesawat itu dan mengatakan semua penumpang sangat ingin melihat Longreach dan Museum Pendiri Qantas.
 
Dia mengatakan ada suasana pesta yang meriah didalam pesawat dan penumpang dihibur oleh ikon musik tahun 70-an, Leo Sayer sepanjangan  penerbangan dari Sydney. Sementara artis  Glenn Shorrock menyanyikan sejumlah lagu dari band klasik Little River Band di Longreach.
 
"Penumpang yang rata-rata berasal dari Sydneydalam penerbangan ini mengakui bencana kekeringan tahun ini sangat buruk dan mereka menyaksikan sendiri bencana kekeringan ini," kata Phelps.
 
Penumpang yang mengikuti penerbangan Retro Roo masing-masing harus membayar $737 dan melakukan pembelian dalam lelang amal yang berlangsung didalam penerbangan ini.
 
Seluruh uang yang berhasil dikumpulkan dalam penerbangan amal ini akan disumbangkan langsung ke Badan Amal Kekeringan Queensland Barat.