ABC

Perkembangan Penelitian di Bidang Pertanian Lamban

Laporan terbaru Tim Antar-Pemerintah bidang Perubahan Iklim (IPCC) menyebut perkembangan penelitian di bidang pertanian lamban, tak selaras dengan laju pemanasan global yang terjadi di seluruh dunia. Tim IPCC bertugas untuk memprediksi naiknya suhu udara dan berkurangnya curah hujan di beberapa wilayah Australia.

Ian McClelland, seorang petani dari Birchip, negara bagian Victoria, sekaligus ketua program Pengendalian Iklim, menjelaskan laporan terbaru tersebut menekankan, penyesuain terhadap cuaca adalah prioritas bagi para petani saat ini.

Lebih lanjut ia menguraikan, para petani akan bergantung pada kemajuan ilmu dan teknologi untuk menolong mereka bercocok tanam.

“Saya sungguh percaya bahwa ilmu dan teknologi sangat membantu menyelesaikan masalah-masalah kita,” ujar McClelland.

“Ilmu akan menjadi penggerak dari usaha penyesuaian terhadap perubahan iklim. Kita harus bisa mendukung sebanyak mungkin inovasi dan penemuan.”

McClelland menyoroti sikap pemerintah yang tak berinvestasi banyak pada penelitian dan teknologi agrikultur.

Dr. Mark Howden, yang merupakan penulis utama dari chapter produksi dan stabilitas bahan pangan dalam laporan IPCC, mengatakan bahwa ada pengurangan investasi yang signifikan terhadap penelitian agrikultur di Australia – dan di belahan lain dunia – beberapa decade belakangan ini.

“Kondisi itu berhubungan erat dengan penurunan jumlah produksi,” jelas Dr.Howden.

Ia mengatakan, para peneliti di Australia bekerja dengan baik dalam menanggulangi resiko-resiko cuaca.

Setelah laporan IPCC tujuh tahun lalu, Dairy Australia mengambil alih prakiraan perubahan iklim regional dan merumuskan bagaimana seharusnya petani menyikapi hal tersebut serta bagaimana peternak susu terkena dampak.

“Peternak susu bisa beradaptasi dan produk mereka dapat tetap diproduksi di sebagian besar wilayah. Ini tergantung dari sistem apa yang digunakan. Akankah sama 30 tahun lagi jika anda bertahan di tempat yang sama?,” urai Catherine Phelps, manajer program di Dairy Australia.

Ketua Asosiasi Pengusaha Kapas Australia “Cotton Australia,” mengatakan industri kapas tengah fokus pada penelitian varietas baru yang bisa mengkonsumsi air secara efisien sekaligus bisa ditanam berbeda-beda waktu.

 “Seluruh upaya yang kami lakukan untuk mengoptimalkan efisiensi penggunaan air sangatlah penting, karena jika kita menghadapi situasi masa depan dimana air akan sangat langka, kita harus bisa benar-benar memaksimalkan jumlah panen per tetes air-nya.”