ABC

Peneliti Melbourne Lakukan Terobosan Bunuh Sel Kanker

Para peneliti dari Melbourne, Australia, membuat terobosan penting dalam upaya memerangi sejumlah jenis kanker dengan cara menonaktifkan protein yang menjadi tumpuan hidup sel kanker, sehingga bisa memberi harapan terbaru pengobatan kanker.

Peneliti dari Walter and Eliza Hall Institute mengungkapkan mereka berhasil mengetahui bagaimana membunuh protein yang menyebabkan leukemia dan limfoma.

Para peneliti mengatakan temuan tersebut bisa memberikan jalan buat pengembangan obat dengan menggunakan pendekatan hasil penelitian mereka.

Para peneliti mengetahui kalau protein yang disebut MYC tidak hanya ada dalam sel-sel sehat tubuh, tetapi terdapat dengan kadar tinggi sekitar 70 persen di semua jenis kanker.

Selama tiga dekade para peneliti di Walter and Eliza Hall Institute mencoba untuk mengetahui bagaimana protein tersebut berkembang dalam tubuh dan mendorong perkembangan kanker.

Mereka akhirnya menemukan sel kanker yang bergantung pada protein MCL-1 untuk hidup dan berkembang ternyata bisa dihentikan dan sel kanker itu bisa dibunuh.

“Apa yang kita temukan adalah kita bisa membunuh kanker tertentu, sel-sel limfoma yang kita cari dengan menonaktifkan protein lain yang disebut MCL–1,” ungkap Dr Gemma Kelly, salah seorang peneliti.

"Penelitian kami difokuskan pada limfoma dan khususnya kami telah melakukan uji coba pada limfoma manusia yang disebut limfoma Burkitt,” tutur Kelly lagi.

72 Jam Bunuh Sel Kanker

Dr Kelly mengatakan aspek yang paling menarik dari temuan tim adalah para peneliti bereksperimen dengan membunuh sel-sel limfoma bisa dibunuh dalam waktu 24 sampai 72 jam.

Hal itu menimbulkan harapan bahwa keberhasilan di lab sekarang bisa dialihkan dengan pengobatan terhadap pasien kanker.

“Kami sudah mengetahui kalau ada banyak ketertarikan dalam pengembangan jenis obat-obat khusus ini,” jelas Kelly.

Dia berharap dalam beberapa tahun ke depan ada kesempatan untuk menguji dengan model prakilinis seperti mereka dan berlanjut pada tahap berikutnya yakni uji klinis terhadap pasien.

Ada kekhawatiran akan efek samping dari sejumlah pengobatan mungkin akan cukup parah, tetapi Dr Kelly mengatakan strategi mereka memiliki potensi.

Maanfaat Buat Pasien Leukemia di Australia

Profesor Andreas Strasser dari Walter and Eliza Hall Institute mengatakan pengembangan obat baru telah dimulai, tetapi uji klinis baru dilakukan beberapa tahun lagi.

"Beberapa dari kami telah berbicara di konferensi tentang hal itu dan memiliki respon yang sangat positif dari dokter, ilmuwan lain dan mungkin yang paling penting orang-orang dari perusahaan farmasi yang sekarang bahkan lebih tertarik daripada sebelumnya,” katanya

Menurut Strasser hal itu tergantung pada berapa lama buat ahli kimia untuk menghasilkan senyawa yang dapat diuji sebelum uji klinis dimulai.

Dia memprediksi dalam dua tahun akan terwujud karena prosesnya sudah berjalan secara parallel.

Yayasan Leukimia Australia adalah salah satu dari sejumlah organisasi yang mendanai penelitian tersebut.

Anthony Steele manajer layanan dukungan nasional yayasan menyampaikan para pasien optimistik dengan temuan itu.

Penelitian ini telah dipublikasikan hari ini, Rabu (8/1/2014) di jurnal Genes and Development.