ABC

Peneliti Australia Temukan Senyawa Pembalik Proses Penuaan

Peneliti Australia, bekerja sama dengan koleganya dari Amerika, berhasil mengembangkan senyawa yang bisa membalikkan proses penuaan pada tikus, sebuah tahapan penting bagi usaha menerapkannya pada manusia.

Saat diujicoba, senyawa tersebut menyuplai lebih banyak energi kepada tikus, mengurangi peradangan, dan meningkatkan resistensi insulin.

Hasil penelitian ini diterbitkan dalam Jurnal Cell, Jumat (20/12/2013).

Menurut para peneliti, senyawa tersebut bukan sekadar memperlambat penuaan pada tubuh tikus percobaan, namun bahkan membalikkan proses penuaan tersebut.

Dijelaskan dalam artikel penelitian itu, jika misalnya senyawa ini diberikan kepada manusia dan berhasil, orang yang berusia 60 tahun akan merasa seperti di usia 20 tahun.

Percobaan pada manusia, menurut para peneliti, mungkin bisa dimulai dalam setahun.

Menurut pakar genetika Universitas New South Wales Prof. David Sincliar, selama menekuni masalah penuaan dalam 20 tahun terakhir, ia tidak pernah berpikir proses tersebut bisa dibalikkan.

"Saya pikir paling kita bisa memperlambatnya sedikit," katanya. "Tikus percobaan memiliki lebih banyak energi, otot-ototnya dalam kondisi seakan habis berolahraga".

Prof. Sinclair memimpin penelitian ini dari laboratoriumnya di Harvard Medical School di AS. "Kami pikir senyawa ini bisa membuat orang lebih sehat dan mencegah mereka dari berbagai penyakit akibat penuaan," jelasnya.

Para peneliti ini juga mengamati penyakit tertentu pada tikus tua yang jadi percobaan. "Kami teliti penyakit seperti diabetes, penyakit terkait otot, peradangan. Hasilnya, semua penyakit terkait penuaan ini mengalami pembalikan total dalam sepekan masa percobaan. Kami sendiri kaget," kata Prof. Sinclair.

Tim ini juga berhasil mengidentifikasi penyebab penuaan yang ada dalam otot. "Kita memiliki dua kromosom utama dalam tubuh," jelasnya, "Yang sudah dikenal adalah genom. Namun ada lagi DNA lainnya yang disebut mitochondrial DNA, yang kita dapatkan dari ibu".

Prof Sinclain menjelaskan, "Penemuan kami menunjukkan, selama proses penuaan, kedua DNA ini ibaratnya tidak saling menyapa. Seperti pengantin baru, di tahun awal mereka saling berkomunikasi, namun setelah 20 tahun, mereka tidak lagi saling menyapa".

Ketika menemukan fakta tersebut, tim peneliti kemudian mencoba "merukunkan" kembali proses komunikasi antara kedua DNA dalam tubuh tikus percobaan tersebut. Begitu kedua DNA saling menyapa lagi, "Proses penuaan bisa dibalikkan," katanya.

Senyawa yang digunakan berupa molekul yang meningkatkan zat kimia dalam tubuh, yang jumlahnya terus menurun seiring pertambahan usia. "Nama sederhananya adalah NAD (Nicotinamide adenine dinucleotide)," ujar Prof. Sinclair.

"Pada usia muda orang memiliki tingkat NAD yang tinggi, dan jika berolahraga dan diet, level NAD tersebut akan meningkat. Namun sejalan dengan bertambahnya usia, tingkat NAD juga menurun sekitar 50 persen," jelasnya.

Prof. Sinclair enggan memperkirakan waktu yang diperlukan bagi produksi massal senyawa tersebut. Ia menyatakan, akan membuat perusahaan khusus untuk memproduksi senyawa temuannya itu.