ABC

Peneliti Australia Sampaikan Hasil Studi Lewat Buku Anak

Seorang peneliti dari Tasmania, Australia, sudah menulis banyak artikel dan laporan tentang dampak kegiatan manusia pada burung. Kini, Ia menulis buku untuk anak-anak tentang hal itu. Menurutnya, cara itu lebih efektif untuk menyampaikan pesannya.

"Saya sudah menulis puluhan artikel jurnal ilmiah yang membosankan dan penuh jargon, tapi tak akan ada yang membaca itu selain akademisi lain," cerita Dr Heidi Auman.

"Untuk mengadakan perubahan apapun, menurut saya anda harus menyampaikan pesan anda ke anak-anak. Jadi, saya harus menulis buku anak."

Dr Auman sudah pernah menghabiskan waktu bertahun-tahun di tempat-tempat terpencil, sperti Pulau Midway di tengah samudera pasifik.

Di tempat-tempat seperti itu, Ia mempelajari kehidupan burung dan mencatat jumlah dan jenis sampah yang ditemukan dalam tubuh burung-burung di sana.

"Saya pernah melihat plastik sebesar genggaman tangan di dalam burung Albatross, dan juga plastik-plastik yang entah asalnya dari mana, bola-bola dari bahan polystyrene, tali pancing, kancing, buah catur, pemantik api sekali pakai, terkadang sampai ada enam dalam seekor burung," cerita Auman.

https://publisher.radioaustralia.net.au/sites/default/files/images/2014/09/5/Dr%20Auman.jpg

Salah satu gambar dalam buku karya Dr Auman

Ia terkejut melihat ada plastik yang ditemukan dalam burung-burung di lokasi-lokasi terpencil macam itu, tetapi Ia bahkan pernah menemukan alat suntik di dalam seekor burung.

Menurut Auman, memang banyak yang sudah menyadari masalah polusi di air, tetapi penemuan solusinya lambat, karena masalah tersebut begitu besar.

Maka, Ia pun mencoba cara baru, yaitu mengumpulkan hasil penelitiannya dan menggabungkannya menjadi sebuah buku anak, meskipun menulis buku anak tak semudah yang Ia kira.

Yang membuat Dr Auman tertarik menyampaikan pesan penelitiannya ke generasi mendatang adalah karena anak-anak memiliki cara pandang yang sederhana dalam melihat masalah.

"Orang dewasa seperti kita cenderung merasa terbebani dan apatis, dan menganggap masalah itu terlalu sulit, dan merasa 'Ya ampun, kita sudah membuat masalah yang besar sekali,' " katanya.

Dr Auman mengaku bahwa yang lebih penting untuknya adalah bahwa pesannya tersampaikan, dan bukannya mendapat keuntungan dari buku itu.