Peneliti Australia Kembangkan Mata Bionik
Sejumlah peneliti Australia mencapai keberhasilan baru dalam pengembangan mata bionik, yang bisa membantu mereka yang mengalami gangguan penglihatan.
Dua tahun lalu, kelompok Bionic Vision Australia memasang prototipe implan retina di mata tiga pasien yang mengalami gangguan penglihatan.
Salah satu dari mereka adalah Dianne Ashworth. Dianne didiagnosa menderita Retinitis Pigmentosa 21 tahun lalu dan hanya bisa melihat kelebatan cahaya dan kegelapan.
Setelah menggunakan implan retina, Ia bisa melihat 24 titik-titik cahaya saat seluruh alat bantunya dinyalakan.
Sebelumnya, rangkaian alat bantu ini hanya dinyalakan untuk tes simulasi komputer. Namun, hari Rabu (30/4/2014), Ashworth menjalani ujian nirkabel pertama di Canberra, ibukota Australia. Dalam ujian ini, Ia berjalan melalui lorong yang dipenuhi rintangan dengan dibantu kamera dan komputer yang Ia bawa di punggungnya.
"Saya mencoba menghindari rintangan-rintangan itu," ceritanya.
Nick Barnes, salah satu peneliti, menyatakan bahwa ujian ini menyerupai situasi yang akan dihadapi pasien di dunia nyata.
Menurutnya, ini pertama kali implan di retina digunakan dengan piranti lunak komputer canggih, yang bisa memahami apa yang dilihat alat itu.
Dr Chris McCarthy, dari kelompok penelitian teknologi komunikasi dan informasi Australia, NICTA, menyatakan bahwa tujuannya adalah membuat gambaran dunia yang bisa dimengerti mereka yang mengalami gangguan penglihatan.
"Kami berusaha agar alat ini bisa membantu pasien kami menghindari rintangan dan melihat patokan di kejauhan," ucapnya.
Ia menjelaskan, "Kamera akan menerima citra dan citra itu akan melalui komputer yang dibawa di ranselnya. Kita berusaha menyampaikan dan mempersingkat itu dengan cara intelijen. Kemudian, [informasi] akan disalurkan ke stimulator."
"Kita berusaha merangsang sel-sel yang masih ada, yang masih sehat. Hingga kita menciptakan kesan di otaknya bahwa ia melihat," jelas McCarthy.
Para peneliti berharap mereka bisa menggunakna versi-versi yang lebih kecil dan lebih mudah digunakan dibanding sistem otonom, berdasarkan hasil ujian minggu ini.