ABC

Peneliti Australia Ciptakan Database Tanaman Protein Pertama di Dunia

Peneliti Australia meluncurkan database pertama di dunia yang dapat membantu ilmuan mendapatkan informasi sasaran mengenai varietas bibit baru.

Database ini berisi katalog informasi mengenai lokasi sejumlah varietas tanaman sumber protein penting seperti barley, gandum, beras dan jagung.
 
Tanaman sumber protein ini amat penting dalam proses pemuliaan varietas tanaman baru karena mereka menentukan apakah tanaman dapat mengatasi hal-hal seperti kekeringan, kenaikan temperatur dan kadar kandungan garam di tanah.
 
Peneliti yang berbasis di Universitas Australia Barat (UWA) memiliki informasi kajian dari ribuan penelitian yang dilakukan di seluruh dunia untuk menciptakan database publik yang diberi nama CropPAL, yang merupakan singkatan dari 'crop proteins dengan anotasi lokasi.
 
Peneliti utama Dr Cornelia Hooper merupakan bagian dari Pusat Dewan Riset Energi di lembaga Rencana Biologi Energi (Plan Energy Biology), UWA.
 
Dia mengatakan sumber daya seperti ini dapat meningkatkan riset mengenai jejak seperti tingkat resistensi dan toleransi garam.
 
"Membiakan tanaman yang toleran dengan kekeringan tidak bisa dilakukan begitu saja,” kata Dr Hooper.
 
"Tapi dengan benar-benar mengetahui mana protein yang ingin Anda tingkatkan, tambahkan atau kurangi atau ubah, Anda mungkin dapat melakukan pendekatan yang lebih terfokus maka Anda bisa memandu pemuliaannya,”
 
Dr Hooper mengatakan database ini  memberi ilmuwan kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana protein ini bekerja.
 
Dia mengatakan para ilmuwan umumnya meneliti di daerah tertentu dan database ini akan menawarkan "lapisan tambahan penafsiran".
 
"Lokasi dari tanaman sumber protein ini sangat penting,” kata Dr Hooper.
 
"Karena protein didalam sel bekerja bersama dalam bentuk unit.”
 
"Jadi sangat penting untuk mengetahui unit mana yang melakukan fungsi apa sehingga Anda bisa menghubungkan mereka dengan bagian lain dari dalam sel tanaman,”
 
Dr Hooper mengatakan CropPAL saat ini memuat data pada empat jenis tanaman protein paling penting, termasuk barley, gandum, beras dan tanaman jagung.
 
Tapi dia mengatakan peneliti berencana untuk terus menambah informasi dalam database ini pada lanjut tujuh varietas tanaman lain pada akhir 2017.