ABC

Peneliti Australia Berhasil Prediksi Kapan Ubur-ubur akan Menyengat

Para perenang yang takut akan sengatan fatal ubur-ubur jenis 'irukandji' dalam waktu dekat mungkin akan dapat terjun ke laut dengan percaya diri berkat sebuah penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Riset Australia (CSIRO) dan para peneliti dari Universitas Queensland.

Para peneliti telah mempelajari sejarah kondisi cuaca pada saat sengatan terjadi dan percaya bahwa mereka telah dapat menentukan kondisi apa yang bisa mendorong kemunculan para penyengat yang sangat kecil dan transparan ini.

Pengetahuan ini bisa mengarah pada ramalan irunkandji bagi para perenang, yang bisa didapatkan beberapa hari sebelumnya.

Salah satu penulis laporan Dr Scott Condie mengatakan bahwa di sepanjang pantai Queensland, sengatan ini kebanyakan terjadi saat turunnya angin pasat ke arah tenggara.

"Ada mekanisme yang jelas di mana ubur-ubur bisa terbawa ke lepas pantai saat (angin pasat tersebut turun)," jelasnya.

Ditambahkan, "Kebanyakan ketika angin tersebut bertiup, akan sangat sulit bagi mereka untuk kembali ke pantai dan ubur-ubur ini pun kemungkinan tidak akan suka keadaan itu."

Menurut Dr Condie, saat kondisi mulai tenang, ada arus ke pantai yang kemungkinan akan membawa mereka (para ubur-ubur irukandji ini) ke area yang disukai para perenang.

Para peneliti juga mendapat informasi dari para penjaga pantai tentang hubungan antara ketiadaan angin pasat tenggara dan keberadaan irukandji, yang menengarai bahwa sengatan lebih banyak terjadi saat cuaca sedang tenang.

Musim sengatan biasa terjadi dari bulan November ke Maret di mana irukandji ditemukan di perairan tropis di Queensland bagian utara, dan seluruh perairan di Australia Wilayah Utara serta Australia Barat.

Sengatan ini bisa menyebabkan rasa sakit, pusing, muntah dan berkeringat. Beberapa pasien membutuhkan alat bantuan hidup dan sejumlah orang mengalami kembalinya gejala-gejala tersebut di kemudian hari.

Sekitar 100 orang dirawat di rumahsakit pertahun karena sengatan irukandji.

Para peneliti mencatat ketakutan akan bahaya ubur-ubur ini bisa membahayakan industri pariwisata Australia. Diperkiraan industri ini kehilangan pendapatan sebesar US$65 juta setelah dua insiden irukandji yang fatal di Great Barier Reef di tahun 2002.

"Kami mengusahakan penemuan kami ini bisa mengarah ke pembangunan sebuah teknologi bagi tercapainya perbaikan keselamatan publik dan kerja misalnya membuat ramalan yang bisa diakses oleh publik melalui website, radio, SMS atau aplikasi telephone pintar," demikian laporan penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Royal Society Interface pekan ini.