ABC

Peneliti Adelaide University Sebut Kelahiran Prematur Bisa Dicegah

Kelahiran prematur kini telah berhasil dicegah sepenuhnya pada tikus percobaan dengan menggunakan obat yang bisa menghentikan tahapan peradangan atau inflammatory pathways. Keberhasilan ini diraih tim peneliti pada Adelaide University, Australia, yang meneliti upaya mengatasi masalah kelahiran prematur yang dialami wanita hamil.

Tim peneliti dari Robinson Institute di Adelaide Univerisity ini meneliti mekanisme peradangan yang menyebabkan kelahiran dini dan bagaimana hal itu bisa ditekan.

Para peneliti menggunakan obat bernama plus-naloxone, yang selama ini diketahui bisa menghentikan tahapan peradangan, dan menemukan bahwa obat ini sepenuhnya bisa mencegah kelahiran prematur pada tikus hamil.

Mereka menemukan bahwa dengan penggunaan obat ini kematian bayi menurun drastis serta berat badan ringan yang sering dikaitkan dengan bayi prematur juga terjadi sebaliknya.

“Bayi-bayi yang terlahir dari ibu yang diobati dengan plus-naloxone berkembang secara normal dan umumnya tak bisa dibedakan dengan bayi yang lahir dari kelompok yang terkendali,” jelas Professir Sarah Robertson, peneliti utama yang juga direktur Robinson Institute.

Para peneliti menyebut hasil percobaan ini “menjanjikan”.

"Kami bukan saja berhasil mencegah kelahiran lebih dini, tapi juga mencegah kelahiran bayi dalam keadaan meninggal. Selain itu juga mencegah pembatasan pertumbuhan janin yang jika tak diobati akan terjadi," jelas Professor Robertson.

“Tidak biasanya menemukan molekul tunggal dalam biologi yang memiliki efek sangat ampuh,” tambahnya.

Para peneliti menyebutkan penyebab utama kelahiran prematur pada manusia, termasuk infeksi bakteria, cedera fisik, kerusakan plasenta, mengandung bayi kembar dua atau tiga, serta racun lingkungan – semuanya menyebabkan “aliran peradangan”.

Dijelaskan, hal ini bisa mengaktifkan respon kekebalan tubuh pada wanita yang kemudian membuatnya tak mampu menanggung kehamilan melewati masa 37 minggu.

“Yang menarik adalah bahwa obat-obatan ini telah diujicobakan pada manusia yang menderita infeksi,” ucap Professor Robertson.

“Kemungkinan menerapkannya pada manusia sudah dekat namun saya kira perlu beberapa tahun lagi sebelum kita bisa percaya diri mengujinya pada wanita hamil,” tambahnya.

Sering sudah terlambat

Institut tersebut menguji teori bahwa jika respon kekebalan tubuh bisa diblokir, mungkin bisa mencegah terjadinya kelahiran prematur.

"Studi kami memberi kami semangat bahwa pencegahan banyaknya kelahiran prematur bisa dilakukan, dengan menggunakan obat yang menarget mekanisme inflamasi tubuh, mungkin dengan kombinasi antibiotik juga," kata Profesor Robertson.

Dia mengatakan obat-obatan lain yang digunakan untuk membantu mencegah kelahiran prematur, dipergunakan pada tahap-tahap akhir kehamilan.

“Pada saat kondisi untuk kelahiran prematur telah muncul, pengobatan ini sering sudah terlambat dalam mengatasi hal itu,” katanya.

Robinson Institute menyatakan dilahirkan prematur merupakan penyebab utama kematian pada anak balita, terhitung 1,1 juta kematian setiap tahunnya.

Angka itu mewakili 12 persen dari semua kelahiran di seluruh dunia.

Temuan penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Scientific Reports.

Diterbitkan Pukul 12:30 AEST 8 November 2016 dari artikel berbahasa Inggris oleh Farid M. Ibrahim.