ABC

Penduduk Saami di Swedia Protes Perusahaan Tambang Australia

Perusahaan tambang asal Austrlaia, Hannans Reward, berencana membuka tambang terbuka di bagian utara Swedia. Namun, rencana ini diprotes oleh komunitas bumiputera di sana karena dikhawatirkan mengancam cara hidup tradisional mereka.

Hannans Reward saat ini menjalankan beberapa eksplorasi di dekat kota bernama Kiruna, untuk melihat apakah selanjutnya akan bisa membuka tambang bijih besi, tembaga dan emas.

Namun, lokasi tambang-tambang yang direncanakan tersebut berada di atas lahan bumiputera Saami, dan juga lahan penggembalaan rusa yang dalam keadaan kritis.

Menurut para bumiputera Saami, tambang-tambang tersebut akan mengancam budaya mereka, yang telah berjalan selama ribuan tahun. Mereka sudah meluncurkan kampanye untuk menghentikan usaha tersebut.

Menurut Mats Berg, wakil komunitas Sami Laevas dan Girjas, tambang-tambang baru tersebut akan membagi dua komunitas Saami.

Selain itu, pembangunan tambang juga akan membuat 20.000 rusa kehilangan tempat merumput, dan akan mempengaruhi langsung jalur migrasi satwa tersebut.

Selain itu, dikhawatirkan bahwa tambang-tambang itu akan memberi dampak pada kawasan-kawasan tempat rusa betina melahirkan.

"Penggembalaan rusa menghasilkan makanan kelas tinggi dan telah dijalankan selama ratusan tahun. Sedangkan tambang beroperasi selama 50 tahun, kemudian meninggalkan kawasan dengan luka-luka besar. Tambang-tambang ini adalah proyek yang sangat pendek, keuntungan maksimum dalam waktu sesingkat mungkin, kemudian pindah lagi," ucap Berg.

Namun, menurut Managing Director Hannas Reward, Damian Hicks, tidak seluruh komunitas Saami menolak proses eksplorasi. Beberapa area Girjas Saami, contohnya, telah terbuka pada sumber energi lain.

"Mereka telah membuka beberapa koridor penggembalaan rusa itu pada organisasi tenaga angin, contohnya, untuk mendirikan kincir angin di daerah-daerah bukit. Jadi, ada banyak tekanan terhadap kelompok-kelompok Saami," ucapnya.

"Hannans Reward mematuhi seluruh hukum Swedia, dan terus akan mematuhi, tapi kami rasa yang dikatakan para kelompok Saami sebenarnya adalah sistem Swedia tidak mematuhi hukum-hukum hak asasi manusia internasional, dan itu isu yang sama sekali berbeda," tambah Hicks.